Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mitos Seputar Kanker Prostat yang Tak Perlu Dipercaya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebanyakan pria didiagnosa mengidap kanker prostat setelah menginjak usia 65 tahun. Yang belum berusia 40 tahun sangat jarang mengidap kanker prostat. Kanker tersebut pun berada di posisi atas deretan kanker yang paling mematikan di Indonesia.

Melansir dari Indonesia Cancer Care, sebagian pasien yang mengidap kanker prostat tak merasakan gejala apapun. Meskipun bagi sebagian pasien, gejala awal penyakit ini adalah nyeri pada punggung dan panggul yang sebelumnya tidak dirasakan. Berikut mitos seputar kanker prostat yang dianggap berbahaya namun faktanya salah.

Sering menahan kencing
Hingga kini belum ditemukan penelitian lebih lanjut yang mengaitkan menahan kencing dengan membesarnya prostat. Menahan kencing tak menyebabkan perubahan pada prostat karena secara umum pembesaran diduga terjadi akibat pengaruh keseimbangan hormon androgen dan estrogen saat pria sudah mulai menginjak masa tua. Hormon tersebut yang mengganggu keseimbangan sel prostat sehingga terjadi pembesaran dan pembengkakan.

Tak lagi bisa ereksi
Sebagian pria merasa cemas setelah didiagnosa kanker prostat karena ada mitos yang berkaitan dengan kehidupan seksual. Mengidap kanker prostat disebut juga menurunkan libido dan gairah di ranjang. Pascaoperasi, ereksi yang kuat memang sedikit lebih susah dari biasa. Untuk itu perlu adanya pemulihan yang memakan waktu 24 bulan, tergantung kondisi pasien. Selain itu, mitos mengenai pengobatan kanker prostat yang menyebabkan terjadinya impotensi tidak benar. Memang setelah operasi, pria mungkin akan sedikit sering mengompol tapi ini hanya bersifat sementara dan bisa diobati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan penyakit turunan
Genetik merupakan salah satu faktor risiko kanker terjadi pada seorang individu. Jika ayah menderita kanker prostat maka anak berisiko mengalami kanker prostat dua kali lebih tinggi. Meskipun itu artinya Anda belum tentu terkena penyakit tersebut, potensi dan risiko kanker prostat ada, tergantung dari gaya hidup sehari-hari.

Penyakit tidak mematikan
Pertumbuhan sel-sel kanker yang menyerang prostat terjadi cukup lambat dan bahkan tidak menimbulkan gejala. Hal tersebut menyebabkan banyak pria tidak sadar telah mengidap kanker prostat dan baru mencari pengobatan saat kondisi sudah parah. Meski begitu, ada juga kasus kanker prostat yang terjadi sangat cepat dan agresif. Sama halnya dengan jenis kanker lain, kanker prostat juga bisa mematikan jika dibiarkan tanpa penanganan. Oleh sebab itu penderita sebaiknya terus melakukan konsultasi ke dokter setelah didiagnosa kanker prostat.

Baca juga: Kiat Mencegah Kanker Prostat saat Muda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 jam lalu

Ilustrasi Kanker. shutterstock.com
Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.


Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Pada Senin (5/2), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles III didiagnosis menderita kanker. Istana juga mengatakan bahwa sang Raja telah mulai menjalani perawatan. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

6 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

6 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

8 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

9 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

9 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.