TEMPO.CO, Jakarta - Uang, harta, kekayaan, pasangan idaman, atau kesehatan dianggap penting dalam hidup. Banyak hal yang bisa membuat orang bahagia dan ukuran kebahagiaan berbeda-beda.
Tetapi, ada beberapa hal dan kebiasaan yang biasa dilakukan orang-orang bahagia di dunia. Berikut daftarnya dilansir dari Inc.
Baca Juga:
Sayangi diri sendiri
Banyak orang yang pandai bersikap baik kepada orang lain tetapi mengabaikan bersikap baik kepada diri sendiri. Ilmu pengetahuan sekarang memberi tahu bersikap baik kepada diri sendiri baik untuk kesehatan mental. Psikolog di Inggris melakukan penelitian dengan memeriksa pemindaian otak lebih dari 1.000 orang yang mempraktikkan kebaikan. Mereka menemukan saat berbaik hati terhadap diri sendiri, bagian tertentu dari otak bersinar seperti pohon Natal, seolah-olah menerima atau memberikan kebaikan kepada orang lain.
Saran praktis yang diberikan oleh psikolog adalah memperhatikan suara hati. Apakah Anda berbicara kepada diri sendiri dengan cara yang bermusuhan dan kasar atau dengan cara yang ramah? Intinya, self-talk negatif yang kritis dan menghakimi dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik dan mental seolah-olah itu berasal dari sumber luar yang kritis dan menghakimi. Jadi, bicaralah kepada diri sendiri dengan cara yang ramah dan baik, seperti yang dilakukan teman baik saat mendukung di masa-masa sulit.
Setiap pagi, lakukan sedikit latihan refleksi diri. Tanyakan pada diri sendiri, jika memilih untuk bersikap baik pada hari ini, bagaimana akan memperlakukan diri sendiri? Buat daftar hal-hal yang dapat dilakukan. Mulailah hari kerja dengan catatan itu dan saksikan orang lain tertarik pada sikap positif Anda.
Belajar bersyukur
Sains mengatakan Anda benar-benar dapat melatih otak untuk bahagia dan optimis jika membuat jurnal tiga hal yang disyukuri setiap hari dan melakukannya selama 21 hari berturut-turut. Menurut penelitian, saat meningkatkan rasa positif, kinerja otak jauh lebih baik daripada saat negatif, netral, atau stres.
Memaafkan
Anda pernah terluka oleh tindakan atau kata-kata seseorang di tempat kerja? Hampir semua orang pernah. Kemarahan, kepahitan, kecemasan, atau bahkan balas dendam adalah perilaku umum yang muncul saat ditikam dari belakang atau direndahkan. Tetapi, jika perasaan ini berlama-lama dan bertahan dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan orang yang menyimpan dendam. Memaafkan dapat menjadi cara yang efektif untuk memulihkan kepercayaan dan memperbaiki keadaan dengan rekan kerja dan atasan.
Melatih kesabaran
Melatih kesabaran yang lebih tinggi, memproses emosi, dan mendapatkan masukan yang bervariasi dari orang yang berbeda dalam organisasi akan benar-benar menghasilkan yang lebih baik dalam jangka panjang. Dalam satu studi 2012, peneliti menemukan orang yang menunjukkan kesabaran membuat lebih banyak kemajuan demi tujuan dan lebih puas ketika mencapainya, terutama jika tujuan tersebut sulit, dibandingkan dengan yang kurang sabar.
Penelitian lain juga menemukan orang yang sabar cenderung mengalami lebih sedikit depresi dan emosi negatif serta dapat mengatasi situasi stres dengan lebih baik. Selain itu, mereka merasa lebih bersyukur, lebih terhubung dengan orang lain, dan mengalami perasaan berkelimpahan yang lebih besar.
Baca juga: Ciri Hubungan yang Tidak Bahagia