Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Cara Meredakan Traumatis bagi Penyintas PTSD

Reporter

image-gnews
ilustrasi stres (pixabay.com)
ilustrasi stres (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPost Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah gangguan kejiwaan yang mungkin terjadi pada orang yang pernah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis seperti bencana alam, kecelakaan serius, tindakan teroris, perang, cedera serius atau pemerkosaan.

Kebanyakan orang yang mengalami peristiwa traumatis mungkin mengalami kesulitan sementara untuk menyesuaikan diri. Namun, dengan waktu dan perawatan diri yang baik, mereka biasanya menjadi lebih baik. 

Jika gejalanya memburuk, berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, dan mengganggu fungsi sehari-hari Anda, Anda mungkin memiliki PTSD.

Dilansir dari mayoclinic.org, PTSD dapat dimulai dalam waktu satu bulan setelah peristiwa traumatis terjadi. Namun, terkadang gejala mungkin baru muncul bertahun-tahun setelah kejadian. 

Gejala PTSD umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis: ingatan yang mengganggu, penghindaran, perubahan negatif dalam pemikiran dan suasana hati, dan perubahan reaksi fisik dan emosional.

Gejala PTSD dapat menyebabkan masalah yang signifikan dalam situasi sosial, kerja, atau dalam hubungan. Gejala tersebut dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Jika gejala dirasa mengganggu, sebaiknya perlu segera melakukan pengobatan untuk mengurangi dampak negatif dari gejala yang ada.

Dilansir dari helpguide.org, berikut ini beberapa tips untuk meredakan gejala akibat peristiwa traumatis:

Latihan fisik
Trauma dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Membakar adrenalin dan melepaskan endorfin dengan olahraga dapat membantu memperbaiki sistem saraf.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jangan mengisolasi
Setelah trauma, seseorang mungkin menarik diri dari orang lain. Namun, terhubung dengan orang lain secara langsung dapat membantu seseorang untuk sembuh. Jadi, usahakan untuk mempertahankan hubungan dan menghindari terlalu lama sendiri.

Latihan pernapasan
Jika Anda merasa diorientasi, bingung, atau kesal, cobalah untuk menarik nafas selama 60 kali. Lalu, fokuskan perhatian Anda ketika menghela nafas.

Jaga kesehatan
Memiliki tubuh yang sehat dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengatasi stres trauma. Disarankan untuk menghindari alkohol, makan teratur, dan relaksasi.

Luapkan perasaan
Selanjutnya, hal yang dapat dilakukan untuk meredakan PTSD adalah luapkan perasaan. Coba akui perasaan mengenai trauma Anda dan terimalah. Biarkan diri Anda menangis, apabila ingin menangis. Sebab, perasaan, emosi, dan pemikiran Anda begitu berarti.

M. RIZQI AKBAR 

Baca: Tahapan-Tahapan Trauma Healing yang perlu Anda Ketahui

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

16 hari lalu

Ilustrasi wanita meminta maaf pada kekasih/pacar/pasangan. shutterstock.com
Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

Trauma yang tersisa berisiko merusak hubungan dan bedampak pada kemampuan untuk memilih secara emosional seseorang dalam hidupnya.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

33 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

35 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.


Park Hyung Sik dan Park Shin Hye Ungkap Bocoran Episode Terakhir Doctor Slump

48 hari lalu

Park Shin Hye dan Park Hyung Sik dalam drama Doctor Slump. Instagram.com/@ssin7
Park Hyung Sik dan Park Shin Hye Ungkap Bocoran Episode Terakhir Doctor Slump

Jelang penanyangan episode terakhir Doctor Slump, Park Shin Hye dan Park Hyung Sik berterima kasih mendapat sambutan positif dari penonton


Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Kian Hari Kian Waswas dan Trauma

54 hari lalu

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno (kiri) didampingi kuasa hukumnya usai menjalani pemeriksaan dugaan kasus pelecehan seksual di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. Dalam keteranganya, tudingan adanya pelecehan seksual tersebut hanya asumsi karna tidak ada bukti yang sah, ia juga mengaku kasus ini bagian dari politisasi menjelang pemilihan rektor. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Kian Hari Kian Waswas dan Trauma

Amanda Manthovani, pengacara dua korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan Rektor Universitas Pancasila nonaktif ungkap kondisi kliennya.


Korban Kekerasan Seksual Alami Trauma Bila Melihat Kampus Universitas Pancasila

1 Maret 2024

Poster penolakan rektor yang diduga melakukan tindakan pencabulan di Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jakarta, 27 Februari 2024. TEMPO/Jati Mahatmaji
Korban Kekerasan Seksual Alami Trauma Bila Melihat Kampus Universitas Pancasila

RZ, 42 tahun korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan Rektor Universitas Pancasila mengaku alami trauma dan lebih menutup diri.


Merasa Sering Sial dan Kurang Beruntung, Ayo Bangkit dengan 4 Langkah Berikut

24 Februari 2024

Ilustrasi wanita minum kopi atau teh hangat. Freepik.com/Tirachardz
Merasa Sering Sial dan Kurang Beruntung, Ayo Bangkit dengan 4 Langkah Berikut

Daripada terus menyalahkan diri atau kesialan saat sedang tidak beruntung, lebih baik lakukan ini agar bisa bangkit dan melupakan hari yang buruk.


5 Cara Mengatasi Trauma Anak Korban Bullying

22 Februari 2024

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
5 Cara Mengatasi Trauma Anak Korban Bullying

Kasus bullying atau perundungan di sekolah masih kerap terjadi. Belakangan geger kasus bullying yang terjadi di SMA Binus Serpong, Tangerang Selatan, Banten.


Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Warga binaan duduk saat menggu panggilan untuk memberikan suara pada pemilu 2024 di TPS 021 dan TPS 022 yang berada di lingkungan Panti Bina Laras Sentosa 3, Jakarta Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 250 pemilih berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sekaligus warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 memberikan suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.


Gampang Marah Hanya karena Hal Sepele, Pakar Sarankan Hal Berikut

16 Februari 2024

Ilustrasi pasangan bertengkar/cekcok. Shutterstock.com
Gampang Marah Hanya karena Hal Sepele, Pakar Sarankan Hal Berikut

Marah hanya karena hal sepele sebenarnya wajar tapi kalau semakin gampang marah dan lebih sering, pasti ada yang tak beres dalam diri Anda.