Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Osteoporosis dan Tanda Awal yang Perlu Diwaspadai

Reporter

image-gnews
Osteoporosis
Osteoporosis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Osteoporosis adalah kondisi tulang lemah dan rapuh, membuatnya jauh lebih mudah patah. Penderita osteoporosis dapat hidup dengan kondisi tersebut selama bertahun-tahun sebelum didiagnosis.

Karena cenderung berkembang perlahan selama beberapa tahun, osteoporosis sering tidak terdeteksi sampai jatuh atau benturan tiba-tiba menyebabkan tulang patah. Osteoporosis terjadi ketika pembentukan tulang baru gagal mengimbangi hilangnya tulang lama, yang menyebabkan hilangnya kepadatan tulang.

Tulang yang mengalami kondisi tersebut perlahan-lahan menjadi lebih lemah dari waktu ke waktu dan meningkatkan risiko patah tulang. Dalam kasus yang paling serius, tulang bisa menjadi sangat rapuh, bahkan tekanan ringan seperti batuk atau membungkuk dapat menyebabkan patah tulang.

Osteoporosis sebagian besar tanpa gejala namun yang memiliki kondisi tersebut seringkali tidak akan mengalami rasa sakit yang berhubungan dengan penyakit tersebut sampai tulangnya patah. Meskipun patah tulang sering kali merupakan tanda pertama osteoporosis, Age UK telah menguraikan tiga tanda utama yang harus diwaspadai karena dapat menunjukkan tulang telah melemah.

-Sakit punggung yang parah
-Tulang belakang melengkung
-Tinggi badan berkurang

Biasanya lansia menjadi bungkuk karena osteoporosis. Ini terjadi karena tulang belakang patah atau melemah sehingga sulit untuk menopang berat tubuh. Akibatnya, postur membungkuk ke depan. Demikian pula, perasaan seseorang telah kehilangan tinggi badan dapat dikaitkan dengan hal ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siapa yang paling mungkin terkena osteoporosis? Kehilangan kepadatan tulang adalah bagian normal dari proses penuaan. Tetapi beberapa kehilangan massa tulang jauh lebih cepat daripada yang lain, yang dapat menyebabkan osteoporosis.

Secara keseluruhan, orang yang lebih tua lebih mungkin mengembangkan kondisi tersebut, dengan wanita berada pada risiko yang lebih tinggi daripada pria karena mereka dapat kehilangan kepadatan tulang dengan cepat dalam beberapa tahun pertama setelah menopause.

Jika mengalami menopause dini atau jika indung telurnya diangkat, wanita jauh lebih mungkin mengembangkan kondisi tersebut menurut NHS. Tetapi, faktor-faktor lain dapat mempengaruhi Anda rentan terhadap penyakit, seperti riwayat keluarga osteoporosis, minum tablet steroid dosis tinggi selama lebih dari tiga bulan, memiliki gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia, jarang berolahraga, merokok dan minum alkohol, memiliki indeks massa tubuh yang rendah.

Sayangnya, bagi sebagian orang kondisi ini tidak dapat dihindari seiring bertambahnya usia. Tetapi, ada beberapa langkah penting yang harus diambil untuk membantu menjaga kesehatan tulang. NHS merekomendasikan olahraga secara teratur, makan sehat, termasuk makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, berhenti merokok dan minum alkohol berlebihan, untuk menjaga kesehatan tulang.

Baca juga: Cegah Osteoporosis Dini dengan Menghindari Makanan Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

3 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

11 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

12 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

16 hari lalu

Ilustrasi wanita pegal leher. Shutterstock
Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

19 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

20 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

20 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

21 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

21 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang