TEMPO.CO, Jakarta -Tak sedikit orang akan berhenti meminum obat resep dokter ketika mereka merasa tubuh mereka merasa sudah sembuh, tapi jangan jika mendapat resep antibiotik
Meskipun pasien sudah merasa membaik, keputusan untuk menghabiskan atau tidak resep dokter tergantung jenis obatnya dan intruksi dari dokter.
Obat yang wajib dihabiskan walau gejala penyakit sudah hilang atau sudah merasa sembuh adalah antibiotik. Bila obat demam atau anti nyeri biasanya bila keluhan atau gejala demam/nyeri sudah tidak ada maka obat dapat dihentikan.
Dokter lazim memberikan obat antibiotik pada penyakit tertentu. Pesan khususnya adalah antibiotik harus dihabiskan selama masa pengobatan.
“Tujuannya untuk memastikan konsentrasi obat di dalam tubuh cukup untuk membunuh bakteri yang menginfeksi,” kata Anggia Prasetyoputri, periset dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, dikutip dari Tempo, 24 November 2021.
Baca Juga:
Ia menyebutkan, jika konsumsi antibiotik terputus maka konsentrasi antibiotik dalam darah akan menurun padahal belum semua bakteri yang menginfeksi mati. Akibatnya masih ada bakteri yang masih hidup dan bisa menyebabkan infeksi yang sama.
Selain itu, seperti dikutip dari laman LIPI, bakteri yang masih hidup ini akan menggandakan dirinya. Pada saat itu ada kemungkinan terjadi mutasi yang menyebabkan bakteri bertahan karena dapat menyesuaikan diri dengan kondisi antibiotik yang rendah dalam darah.
“Keadaan ini menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik yang sama,” katanya yang sedang mencari sumber antibiotik baru dari biota laut.
Soal bakteri apa saja yang resisten terhadap obat antibiotik, Anggia mengatakan, kasusnya di dunia tergolong banyak. Namun kasusnya beragam atau berbeda jenis.
Selanjutnya: Sebuah bakteri bisa resisten terhadap satu jenis atau lebih antibiotik...