TEMPO.CO, Jakarta - Lari uphill boleh dibilang jenis olahraga yang menantang kekuatan fisik, karena melewati rute yang menanjak. Ada beberapa kiat supaya tubuh mampu bertahan untuk menempuh rute menanjak.
Mengutip dari saluran (channel) YouTube, Global Triatlon Network, postur tubuh pelari uphill sebaiknya tidak bertumpu pada pinggul. Sebab postur seperti itu akan membentuk tubuh bagian atas agak membungkuk yang membuat otot betis bekerja ekstra. Kondisi itu menyebabkan saat berlari malah tidak stabil.
Baca Juga:
Berikut beberapa kiat berlari uphill:
- Postur
Postur tubuh yang apik ketika berlari uphill berdiri tegak menyejajarkan bagian tubuh atas bertumpu pada pergelangan kaki bukan pinggul.
- Langkah pendek
Saat berlari uphill, pelari harus tetap fokus langkah pendek. Terkadang situasi tertentu membuat pelari hilang konsentrasi ingin mencapai tujuan akhir, sehingga langkahnya makin lebar, kecepatan pun bertambah. Cara berlari seperti itu tidak tepat, karena berlari menanjak membutuhkan ketahanan tubuh, bukan kecepatan.
Kalau pun dipaksakan berlari cepat cenderung menghabiskan tenaga. Padahal, yang dibutuhkan ketahanan fisik. Teknik berlari langkah pendek akan membuat pelari mampu bertahan untuk melewati tanjakan.
- Posisi lengan
Pelari uphill sebaiknya menggerakkan lengannya lurus ke depan dan ke belakan seperti gerak piston. Saat berlari belok dengan sudut 90 derajat, kemudian lengan diayunkan ke depan. Fungsi posisi lengan seperti itu membantu gerak pelari di lintasan yang curam. Posisi lengan seperti itu membuat pelari bisa melewati rintangan lintasan.
- Menjaga kecepatan tetap sama
Berlari uphill butuh ketahanan fisik bukan kecepatan. Ketika pelari melewati bagian lintasan yang agak menurun kecepatannya sama seperti menanjak.
TIKA AYU
Baca juga: Mau Membiasakan Berolahraga Lari atau Berjalan, Tilik Lima Hal Ini