TEMPO.CO, Jakarta -Jika pergi ke gym mengeluarkan biaya, olahraga jalan kaki menjadi solusi untuk hidup sehat tanpa mengeluarkan biaya.
Tidak bisa dipungkiri, jalan kaki menjadi olahraga yang sering dilakukan oleh manusia dan juga menyimpan beragam manfaat bagi tubuh.
Menurut Hippokrates, dokter pada zaman Yunani Kuno, "Berjalan adalah obat yang paling baik".
Perlu diketahui, berjalan tanpa henti selama 15-30 menit per hari bisa mengubah penampilan dan membuat tubuh tambah sehat. Lantas, apa saja manfaat olahraga jalan kaki bagi tubuh?
Simak manfaatnya menurut kanal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Mencegah Diabetes
Diabetes menjadi salahsatu penyakit yang cukup berbahaya, khususnya di Indonesia. Dengan meluangkan waktu untuk berjalan kaki sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk.
Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang dapat diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.
Menekan Risiko Serangan Jantung
Otot jantung yang membutuhkan aliran lebih deras agar bugar dan melakukan fungsinya secara normal—memompakan darah secara teratur, berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.
Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang.
Memperkuat Sendi Dan Tulang
Berdasarkan kanal p2ptm.kemkes.go.id, berjalan kaki 30 menit per hari juga bisa mengurangi risiko kanker usus di masa depan, tetapi juga memperbaiki pencernaan.
Saat berjalan kaki badan bergerak ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.
Mencegah Osteoporosis
Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis.
Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis. Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.
Memperbaiki Penglihatan
Manfaat olahraga berjalan kaki yang terakhir yaitu memperbaiki penglihatan. Walaupun terdengar cukup aneh, nyatanya jalan kaki juga memberi keuntungan bagi mata. Karena bisa membantu memerangi glaukoma, penyakit yang disebabkan cairan terkumpul di bagian depan mata dan meningkatkan tekanan atas syaraf penglihatan.
GERIN RIO PRANATA
Baca : Tak Suka Lari, Jalan Kaki Bisa Jadi Pilihan Menjaga Kesehatan Jantung
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.