Gaya hidup yang kerap disebut kaum rebahan ini juga dapat menyebabkan tingkat depresi yang lebih tinggi, peningkatan tingkat sindrom metabolik, dan peningkatan eksposur ke layar cerah.
- Melakukan Pekerjaan yang Terlalu Keras
Terlalu sering berolahraga atau terlalu memaksakan diri dengan cara lain dapat membuat tubuh sulit pulih dari kelelahan, tidak termotivasi, atau bahkan insomnia.
Gejala lain yang kerap menyertai aktivitas berlebihan termasuk penurunan kemampuan untuk melakukan sesuatu, depresi atau perubahan suasana hati, cedera, sering sakit, anxiety, dan penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya kurangi intensitas berolahraga atau beri jeda pada diri sendiri untuk beristirahat dan memulihkan diri selama satu atau dua minggu.
- Stres
Stres dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Di sisi lain, kurang tidur juga dapat membuat kita menjadi lebih stres.
Menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association, 43 persen orang dewasa mengatakan bahwa stres membuat mereka terjaga di malam hari. Penelitian tahun 2020 juga menyebutkan bahwa tidur malam yang nyenyak dapat membantu mempertahankan emosi positif falam menghadapi peristiwa yang menyebabkan stres.
Selain pengaruh 5 gaya hidup di atas, terlalu sering mengantuk juga bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti anemia, diabetes, hingga kanker. Jika perubahan gaya hidup tidak kunjung berhasil mengatasinya, maka berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan atau mintalah rujukan ke spesialis.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca : Mengantuk setelah Minum Kopi? Cek 3 Alasannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.