TEMPO.CO, Jakarta - Infus atau terapi intravena ialah memasukkan suatu cairan atau obat ke dalam tubuh melalui rute intravena dengan laju konstan selama periode waktu tertentu. Infus dilakukan untuk pasien yang membutuhkan obat secara cepat.
Mengutip Healthline di situs healthline.com, penggunaan infus biasanya membantu mengontrol dosis obat. Misalnya, dalam beberapa situasi, orang harus menerima obat dengan sangat cepat, seperti keadaan darurat, serangan jantung, stroke, atau keracunan. Dalam kasus ini, meminum pil atau cairan melalui mulut mungkin tidak cukup cepat untuk memasukkan obat ke dalam aliran darah. Maka itu, pemberian obat melalui infus dapat lebih cepat mengirimkan obat langsung ke aliran darah.
Secara umum, terdapat dua jenis infus, meliputi:
Pertama, infus pompa. Di Amerika Serikat, infus pompa lebih umum digunakan untuk mengirimkan obat dan larutan, seperti saline steril ke dalam kateter secara perlahan dan stabil. Pompa dapat digunakan ketika dosis obat harus tepat dan terkontrol.
Kedua, infus tetes. Metode ini menggunakan gravitasi untuk memberikan jumlah obat yang konstan selama periode waktu tertentu. Dengan infus, obat dan larutan akan menetes melalui tabung untuk masuk ke dalam kateter.
Efek Samping Penggunaan Infus
Lebih lanjut, penggunaan infus juga memberikan beberapa kemungkinan efek samping, di antaranya:
1. Infeksi
Infeksi dapat terjadi di tempat suntikan. Untuk membantu mencegah terjadinya infeksi, maka proses pemasangan infus harus secara hati-hati dan menggunakan peralatan steril (bebas kuman). Sebab, infeksi dari tempat suntikan juga dapat masuk ke aliran darah, yang mampu menyebabkan infeksi parah di seluruh tubuh.
Gejala infeksi dapat berupa demam dan kedinginan, serta kemerahan atau perubahan warna, nyeri, dan pembengkakan di tempat suntikan.
2. Kerusakan pembuluh darah dan tempat suntikan
Vena dapat rusak selama infus atau dengan menggunakan jalur kateter IV. Hal ini dapat menyebabkan infiltrasi. Ketika ini terjadi, obat bocor ke jaringan di sekitarnya, alih-alih masuk ke aliran darah. Infiltrasi dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Pemberian infus juga dapat menyebabkan flebitis, atau radang pembuluh darah. Sebuah tinjauan penelitian tahun 2019 menemukan bahwa flebitis terjadi pada 31 persen pasien. Gejala infiltrasi dan flebitis termasuk kehangatan, nyeri, dan pembengkakan di tempat suntikan.
3. Emboli udara
Jika udara masuk ke dalam jarum suntik atau kantong obat infus dan salurannya mengering, gelembung udara dapat masuk ke pembuluh darah. Gelembung udara ini kemudian dapat melakukan perjalanan ke jantung atau paru-paru dan menghalangi aliran darah. Karenanya emboli udara dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah, seperti serangan jantung atau stroke.
4. Pembekuan darah
Terapi infus dapat menyebabkan gumpalan darah terbentuk. Gumpalan ini mampu memblokir pembuluh darah penting dan menyebabkan masalah kesehatan seperti kerusakan jaringan atau bahkan kematian. Trombosis vena dalam adalah salah satu jenis pembekuan darah berbahaya yang dapat disebabkan oleh perawatan IV atau infus.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Manfaat Infus Vitamin C yang Tak Bisa Didapat dari Buah dan Sayur
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.