Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pola Tidur Berantakan Berpotensi Datangkan Empat Penyakit Ini

image-gnews
Ilustrasi wanita santai di tempat tidur. Freepik.com/Wayhomestudio
Ilustrasi wanita santai di tempat tidur. Freepik.com/Wayhomestudio
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh membutuhkan waktu tidur sekitar 7-8 jam setiap hari. Ini efektif untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dan memberi waktu istirahat dari aktivitas yang melelahkan. Menjaga pola tidur teratur juga sangat penting bagi kesehatan.

Spesialis gangguan tidur dari klinik kesehatan di Bridgewater, New Jersey Rochelle Zozula menerangkan, pola tidur berantakan atau Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS) adalah ketidakmampuan individu untuk tertidur dan bangun pada waktu yang semestinya atau ritme sirkadian. Ini disebabkan oleh gangguan insomnia kronis, aktivitas sehari-hari yang padat, hingga depresi. 

"Karena kewajiban pekerjaan, seseorang penderita gangguan pola tidur berantakan terpaksa bangun lebih awal dan melawan kecenderungan ritme sirkadian alami mereka,” kata Zozula, sebagaimana ditulis Everyday Health pada 6 Maret 2022. 

Pola tidur berantakan yang berlangsung dalam waktu lama, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Beberapa sumber menyatakan empat penyakit ini berpotensi muncul akibat pola tidur berantakan: 

  1. Obesitas 

Badan Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris melaporkan, orang yang memiliki kebiasaan tidur kurang dari 7-8 jam dalam sehari cenderung berat badannya bertambah secara drastis. Ini terjadi karena kurang tidur mengurangi kadar leptin, bahan kimia yang membuat tubuh Anda merasa kenyang dan meningkatkan kadar ghrelin, yakni hormon perangsang rasa lapar. 

  1. Diabetes 

Penelitian pada 2012 menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari lima jam per malam berpotensi peningkatan risiko terkena diabetes. Dalam kondisi kurang tidur tubuh tidak mampu memproduksi insulin secara optimal sehingga menyebabkan kelebihan kadar glukosa dalam darah. Kondisi inilah yang disebut sebagai penyakit diabetes, yang pada umumnya adalah diabetes tipe 1 dan tipe 2. 

  1. Tekanan Darah Tinggi 

Selama cukup tidur dalam pola teratur, tekanan darah Anda akan turun secara alami. Berbanding terbalik ketika Anda bermasalah tidur, yang berarti tekanan darah Anda perlahan naik untuk jangka waktu lama. Padahal, tekanan darah tinggi adalah salah satu risiko utama untuk penyakit jantung dan stroke. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Center of Disease Control and Prevention melaporkan,  sekitar 75 juta orang Amerika memiliki tekanan darah tinggi, salah satunya disebabkan oleh pola tidur yang tidak teratur. 

  1. Gangguan Kesehatan Mental 

Pola tidur tidak teratur juga berdampak negatif pada kemampuan mental dan keadaan emosional Anda. Anda mungkin akan kehilangan kontrol diri atau rentan terhadap perubahan suasana hati. Hal ini berimbas pada proses pengambilan keputusan dan kreativitas yang Anda lakukan. 

Jika kurang tidur terjadi dalam kurun waktu lama, Anda bisa mengalami halusinasi – melihat atau mendengar hal-hal yang tidak benar-benar ada. Hal ini juga dapat memicu gangguan kesehatan mental lain, seperti bipolar. Risiko psikologis lainnya adalah munculnya perilaku impulsif, kecemasan, depresi, paranoia, hingga pikiran bunuh diri. 

Baca juga: Jadwal Waktu Tidur Amburadul? Ini 4 Tips untuk Kembali Sesuai Jalur

HARIS SETYAWAN 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mewaspadai Diabetes Melitus dengan Memahami 3P

1 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Mewaspadai Diabetes Melitus dengan Memahami 3P

Penderita Diabetes Melitus umumnya mengalami gejala yang dikenal sebagai 3P, yaitu poliuria, polidipsia, dan polifagia.


Penderita Diabetes Boleh Makan Nasi dan Seafood, Ahli Gizi Sebut Syaratnya

3 hari lalu

Ilustrasi Nasi Ulam. Foto: Cookpad/Keinara FR
Penderita Diabetes Boleh Makan Nasi dan Seafood, Ahli Gizi Sebut Syaratnya

Ahli gizi menepis mitos gizi terkait penderita diabetes tidak boleh makan nasi sepenuhnya, juga seafood. Boleh dimakan tapi ada syaratnya.


Obesitas pada Remaja Kian Memprihatinkan, Apa yang Perlu Dilakukan?

4 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Obesitas pada Remaja Kian Memprihatinkan, Apa yang Perlu Dilakukan?

Obesitas menjadi masalah kesehatan yang utama. Bukan cuma di Indonesia, obesitas pada remaja sudah menjadi masalah di berbagai belahan dunia.


Saran Konsumsi Buah buat Penderita Diabetes dari Ahli Gizi

4 hari lalu

Ilustrasi buah-buahan/ toko buah. REUTERS/Lucas Jackson
Saran Konsumsi Buah buat Penderita Diabetes dari Ahli Gizi

Penderita diabetes diminta tidak berlebihan mengonsumsi buah karena bisa menyebabkan kenaikan kadar gula darah.


Apakah Penderita Diabetes Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

4 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
Apakah Penderita Diabetes Bisa Sembuh? Ini Penjelasannya

Apakah penderita diabetes bisa sembuh? Berikut penjelasan dari dokter serta beberapa tips untuk menurunkan kadar gula darah.


Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

4 hari lalu

Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

Meski disebut rebih rendah kalori dibanding gula, rutin mengonsumsi pemanis buatan berisiko buat kesehatan, termasuk diabetes dan penyakit jantung.


Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

5 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

Hipertensi dan diabetes melitus menduduki peringkat lima besar penyakit tidak menular di Indonesia. Berikut cara UI memberi edukasi pada masyarakat.


IDAI Minta Orang Tua Perhatikan Gejala Diabetes pada Anak

5 hari lalu

Ilustrasi diabetes (pixabay.com)
IDAI Minta Orang Tua Perhatikan Gejala Diabetes pada Anak

Kurangnya edukasi tentang diabetes pada anak membuat pasien datang berobat dalam fase yang sudah lanjut atau koma.


Bahaya Sleep Call yang Sedang Tren Menurut Dosen UI

6 hari lalu

Ilustrasi main telepon genggam menjelang tidur/Phillips
Bahaya Sleep Call yang Sedang Tren Menurut Dosen UI

Meski dapat mengeratkan hubungan, kebiasaan sleep call yang sedang tren di kalangan remaja dan dewasa dapat berdampak negatif pada kualitas tidur.


10 Gejala Awal Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

7 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Awal Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Wajib diwaspadai, berikut ini beberapa gejala awal diabetes yang terjadi pada tubuh. Di antaranya mudah haus dan kesemutan.