Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Rutin Mengonsumsi Pemanis Buatan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

Reporter

image-gnews
Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPemanis buatan adalah pengganti gula yang dipakai pada banyak produk makanan seperti soda diet, roti, dan yogurt rendah gula. Istilah ini mencakup berbagai zat yang rasanya manis tetapi tidak mengandung kalori seperti yang terdapat dalam gula. Zat-zat ini terkadang ratusan hingga puluhan ribu kali lebih manis daripada gula, jadi sedikit saja sudah cukup.

Dilansir dari CNA, pengajar gizi di Universitas Rhode Island, Maya Vadiveloo, menyebut beberapa bukti yang menunjukkan jika rutin minum minuman manis versi diet dapat membantu menurunkan sedikit berat badan, selama tidak mengonsumsinya lebih banyak kalori dari sumber lain. Dalam satu tinjauan tahun 2022 terhadap 12 uji klinis acak, sebagian besar berlangsung enam bulan atau kurang, para peneliti menyimpulkan mengganti minuman manis bergula dengan minuman manis rendah atau tanpa kalori dapat menyebabkan penurunan berat badan sekitar 5 kg, rata-rata pada orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas dan yang menderita atau berisiko diabetes.

Namun, penelitian jangka panjang tentang pengganti gula tidak menemukan manfaat penurunan berat badan dan bahkan beberapa bahaya. Karena alasan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pada tahun 2023 agar orang menghindari penggunaan pengganti gula untuk pengendalian berat badan atau dengan tujuan kesehatan yang lebih baik.

Diabetes dan obesitas
Ada risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan kematian dini dari alkohol gula eritritol dan xylitol, yang juga telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi serangan jantung dan stroke. Penelitian yang cukup telah menimbulkan kekhawatiran tentang pengganti gula sehingga perlu diteliti lebih lanjut, kata Dr. Eran Elinav, imunolog dan peneliti mikrobioma di Institut Sains Weizmann di Israel yang telah mempelajarinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, masih belum jelas apakah pengganti gula berbahaya atau pengganti gula tertentu lebih aman daripada yang lain. Sebaliknya, terlalu banyak gula jelas-jelas berbahaya bagi kesehatan dengan penelitian yang mengaitkannya dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas.

Asosiasi Jantung Amerika (AHA)merekomendasikan perempuan mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram gula per hari dan laki-laki tidak lebih dari 36 gram. Untuk mengurangi konsumsi soda biasa atau soda diet, Anda dapat mencoba minuman bersoda yang dimaniskan dengan sedikit jus buah atau alih-alih membeli yogurt manis, cobalah menambahkan buah dan sedikit madu pada yogurt tanpa rasa.

Pilihan Editor: Saran buat Orang Tua agar Konsumsi Gula Aman bagi Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perlu Cara Bertahap, Ini Tips Kurangi Asupan Manis pada Anak

3 hari lalu

Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Perlu Cara Bertahap, Ini Tips Kurangi Asupan Manis pada Anak

Kesukaan terhadap rasa manis seringkali terbentuk sejak dini dan dapat bertahan hingga dewasa jika tidak diintervensi dengan tepat.


Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

4 hari lalu

Ilustrasi MSG. Shutterstock
Micin Sering Dianggap Penyebab Kebodohan, Ini Kata Dokter Gizi

Dokter spesialis gizi klinik Yohan Samudra menjelaskan manfaat micin bagi kesehatan.


YLKI Sebut Minuman Manis Mirip Nasi Putih Terkait Risiko Diabetes

9 hari lalu

Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
YLKI Sebut Minuman Manis Mirip Nasi Putih Terkait Risiko Diabetes

Riset telah membuktikan minuman manis dan nasi putih memiliki potensi meningkatkan risiko diabetes namun tingkatnya berbeda.


Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

10 hari lalu

Ilustrasi menonton televisi. Shutterstock.com
Menonton TV Berlebihan di Usia 20an Tahun Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Kardiovaskular

Menonton tv dalam waktu yang lama kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan, mulai dari gangguan tidur dan obesitas hingga masalah kesehatan mental


Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

10 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Apakah Prediabetes Bisa Disembuhkan?

Prediabetes adalah sinyal awal bahwa tubuh Anda mengalami peningkatan kadar insulin.


Ibu Jadi Panutan Anak Konsumsi Gula

18 hari lalu

Ilustrasi gula pasir. ANTARA/Fauzan
Ibu Jadi Panutan Anak Konsumsi Gula

Kebiasaan ibu dalam konsumsi gula dapat sangat memengaruhi pola makan anak.


Tips Kurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Anak, Lakukan Secara Bertahap

18 hari lalu

Ilustrasi minuman manis (pixabay.com)
Tips Kurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis Anak, Lakukan Secara Bertahap

Guru besar bidang gizi menyarankan beberapa cara agar anak kurangi konsumsi makanan dan minuman manis.


Anda Penikmat Pemanis Buatan? Studi: Hati-hati Pembekuan Darah dan Jantung

19 hari lalu

Sekelompok peneliti telah mengembangkan sensor untuk mendiagnosis serangan jantung dalam kurun waktu kurang dari 30 menit.
Anda Penikmat Pemanis Buatan? Studi: Hati-hati Pembekuan Darah dan Jantung

Studi Dr. Stanley Hazen menemukan bahwa pemanis buatan Erythritol berpotensi memicu pembekuan darah dan jantung.


Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

20 hari lalu

Ilustrasi penelitian biologi molekular. Sumber: dokumen Lembaga Eijkman
Studi Terbaru: Paparan Polutan di Masa Bayi Terindikasi Turut Memicu Epidemi Gangguan Metabolik seperti Obesitas dan Diabetes Tipe 2

Riset mengindikasikan paparan zat kimia TCDF turut berkontribusi pada epidemi gangguan metabolik, seperti obesitas dan diabetes tipe 2.


3 Faktor Pemicu Penyakit Kanker, Berikut Jenis-jenis Pengobatannya

22 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
3 Faktor Pemicu Penyakit Kanker, Berikut Jenis-jenis Pengobatannya

Berbagai faktor telah diidentifikasi sebagai pemicu atau peningkat risiko penyakit kanker, mulai dari faktor genetik hingga gaya hidup