TEMPO.CO, Jakarta - Insomnia termasuk salah satu gangguan tidur. Dikutip dari Worldsleepday, insomnia adalah gangguan sulit tidur atau mudah terbangun ketika sudah terlelap. Ciri-ciri mengalami insomnia adalah ketika sulit tidur atau sulit terlelap, sulit tidur minimal tujuh jam setiap malam, ada gejala kelelahan, mengantuk dan/atau sulit berkonsentrasi pada hari berikutnya.
Waspadai insomnia bila sulit tidur siang meski tubuh merasa lelah, juga sulit tidur kembali setelah terbangun. Insomnia bisa disebabkan keturunan. Tetapi, pengobatan tertentu dan kondisi kesehatan dapat membuat orang cenderung mengalami insomnia. Sekitar 50 persen pasien dengan insomnia punya gangguan suasana hati seperti depresi dan/atau kecemasan.
Baca Juga:
Dikutip dari NHS, penyebab insomnia selain dari stres, kecemasan, atau depresi antara lain suasana yang tak kondusif, seperti bising, kamar yang terlalu dingin atau panas, kasur yang tak nyaman, asupan alkohol, kafein, nikotin, hingga jet lag. Insomnia dapat memburuk seiring berjalannya usia sebab semakin tua seseorang, tahapan tidur nyenyak juga berkurang. Insomnia juga bisa dialami 10-15 persen perempuan yang telah menopause.
Apakah pil tidur membantu insomnia? Obat tidur dapat membantu tapi bukan satu-satunya solusi. Penderita insomnia harus menjalani Terapi Perilaku Kognitif (CBT) tanpa atau bersamaan dengan penggunaan obat tidur. Cobalah mengubah pola tidur agar insomnia dapat diatasi. Satu jam sebelum tidur, bersantailah dengan cara membaca buku atau mandi air hangat. Pastikan kamar gelap dan senyap, tutup tirai atau pakai penutup mata dan telinga bila diperlukan.
Sempatkan diri untuk olahraga teratur setiap hari serta pastikan kasur, bantal, dan seprai betul-betul nyaman. Anda sebaiknya tidak merokok, minum alkohol, teh dan kopi setidaknya enam jam sebelum tidur. Tidak dianjurkan juga untuk makan besar pada malam hari, berolahraga dalam waktu yang berdekatan dengan jam tidur, menonton televisi atau gawai yang memancarkan cahaya terang.
Semakin lama insomnia dibiarkan, semakin sulit mengontrol gangguan tersebut. Insomnia disebut kronis bila berlangsung lebih dari tiga bulan. Periksakan diri ke dokter bila insomnia tak kunjung teratasi dan berdampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Bahaya Stres Jangka Panjang Bagi Tubuh