TEMPO.CO, Jakarta - Obat apa pun dapat menyebabkan efek samping, termasuk obat penurun hipertensi pun tidak terkecuali yang biasa dikonsumsi rutin bagi penderitanya.
Hipertensi disebut akar banyak penyakit, salah satunya penyakit jantung dan pembuluh darah.
Baca Juga:
Dikutip dari Intercoastalmedical.com, untuk mencegah gagal jantung, dokter sering menempatkan pasien dengan hipertensi pada obat tekanan darah, bahkan setelah pasien berkomitmen untuk melakukan olahraga dan diet sehat. Faktanya, dokter jarang kemudian menghentikan memberikan obat tersebut sama sekali.
Efek Samping Obat Antihipertensi
Berikut beberapa efek penggunaan jangka panjang dari dari macam-macam obat penurun hipertensi atau antihipertensi:
1. Diuretik
Kelebihan natrium dalam makanan seseorang dapat menyebabkan hipertensi, karena itu banyak yang disarankan untuk mengurangi asupan garam makanan. Untuk membersihkan tubuh dari kelebihan natrium, diuretik dapat diresepkan untuk membuang air dan natrium yang berlebihan dari tubuh.
Obat ini dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil. Tak hanya itu diuretik menurunkan simpanan kalium tubuh, yang dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kram otot, dan nyeri kaki yang tiba-tiba.
Diuretik juga dapat memengaruhi gula darah seseorang, jadi bagi penderita diabetes pastikan kembali perawatan diabetes Anda.
2. Beta blocker
Beta Blocker diperkenalkan pada 1960-an dan merevolusi kardiologi dengan kemampuan unik untuk memperlambat jantung dan mengendurkan pembuluh darah, yang akibatnya dapat menurunkan tekanan darah seseorang.
Namun, seiring waktu obat ini dapat menyebabkan insomnia dan gangguan tidur, depresi, sirkulasi darah yang buruk dan disfungsi ereksi. Seperti halnya diuretik, Beta Blocker juga dapat menggangu gula darah.
3. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
Tidak seperti obat lain yang mencegah penumpukan kolesterol, ARB mengendurkan pembuluh darah dengan menghalangi angiotensi, yaitu bahan kimia dalam tubuh yang menyempitkan pembuluh darah.
Namun berhati-hatilah, meskipun bermanfaat untuk tekanan darah, penggunaan jangka panjangnya dapat menyebabkan pusing, nyeri otot dan tulang, mual, muntah, dan kadar kalium yang tinggi.
4. Calcium Channel Blockers (CCB)
Calcium Channel Blockers meringankan kerja jantung dengan mengendurkan pembuluh darah untuk meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung.
Pastikan untuk memeriksa tekanan darah setiap hari saat menjalani CCB, dan perhatikan efek samping seperti kantuk, pusing, pembengkakan kaki dan pergelangan kaki, dan detak jantung yang lambat. Bicaralah dengan dokter jika mengalami kesulitan bernapas, atau merasa pusing atau pingsan agar dapat diresepkan obat penurun hipertensi lain.
ANNISA FIRDAUSI
Baca: Hipertensi Bisa Sebabkan Gangguan Mata Serius, Begini Penjelasannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.