Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik, Berapa Angka Normalnya?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pemeriksaan tekanan darah, terdapat dua angka yang mewakili dua pengukuran. Keduanya adalah tekanan darah sistolik dan diastolik.

Melansir Verywell Health, angka tekanan darah sistolik maupun diastolik sama-sama penting namun untuk alasan yang berbeda. Bagaimana penjelasannya?

Apa itu Tekanan Darah Sistolik?

Selama jantung berdetak, jantung mendorong darah keluar ke arteri. Dokter menyebutnya dengan istilah ‘sistol’. Oleh karena itu, tekanan tertinggi yang dikur selama jantung berdetak disebut sebagai tekanan darah sistolik.

Jika seseorang memiliki tekanan darah 120/80, maka tekanan darah sistoliknya adalah 120 dan tekanan darah diastoliknya 80.  Tekanan darah sistolik dianggap normal jika berada pada angka 120 mmHg.

Tekanan darah sistolik yang tinggi terjadi karena jantung mendorong keluar darah dengan tekanan lebih tinggi. Hal ini biasanya dialami seseorang ketika sedang berolahraga, di bawah tekanan, atau pada saat yang sama ketika detak jantung meningkat. Dalam kasus demikian, peningkatan tekanan darah sistolik adalah normal.

Akan tetapi, ketika peningkatan tekanan darah sistolik terjadi saat sedang beristirahat, itu dianggap sebagai tekanan darah tinggi. Itulah mengapa pengukuran tekanan darah harus dilakukan selama periode istirahat yang tenang.

Sementara itu, tekanan darah sistolik yang lebih rendah dari normal disebut dengan hipotensi. Jika serius, kondisi ini dapat menyebabkan pusing atau pingsan. Jika berlangsung cukup lama dan tidak diobati, kondisi ini dapat mengganggu kerja organ-organ vital seperti ginjal.

Hipotensi sistolik terjadi ketika jumlah darah dalam tubuh terlalu rendah. Hal ini bisa disebabkan oleh dehidrasi parah, pendarahan hebat, kerusakan otot jantung, ataupun mengubah posisi secara tiba-tiba.

Tekanan Darah Diastolik

Jantung beristirahat di antara jeda sebelum detak jantung berikutnya. Dokter menyebut jeda ini dengan istilah ‘diastol’. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah selama jeda detak jantung disebut dengan tekanan darah diastolik.

Tekanan darah diastolik yang normal adalah 80 mmHg. Pemeriksaan tekanan darah tersebut harus dilakukan pada kondisi istirahat yang tenang.

Jika angka tekanan darah diastolik seseorang lebih tinggi dalam kondisi istirahat tenang, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki tekanan diastolik yang tinggi. Sementara tekanan darah diastolik yang rendah dapat disebabkan oleh dehidrasi, pendarahan hebat, atau ketika arteri rileks dan melebar.

SITI NUR RAHMAWATI 

Baca: Ketahui Istilah pada Tensimeter, Apa itu SYS mmHg, DIA mmHg, PUL/min

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

5 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

Hipertensi dan diabetes melitus menduduki peringkat lima besar penyakit tidak menular di Indonesia. Berikut cara UI memberi edukasi pada masyarakat.


Mengapa Mencabut Gigi saat Hipertensi Tidak Disarankan?

10 hari lalu

Biaya cabut gigi di Puskesmas bagi peserta JKN atau pemegang KIS adalah gratis. Lantas, berapa biaya cabut gigi di Puskesmas bagi masyarakat umum? Foto: Canva
Mengapa Mencabut Gigi saat Hipertensi Tidak Disarankan?

Cabut gigi pada penderita hipertensi sama sekali tidak disarankan untuk menghindari komplikasi serius.


Inilah Risiko Kesehatan Jangka Panjang jika Tubuh Mengonsumsi Garam Berlebihan

11 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Inilah Risiko Kesehatan Jangka Panjang jika Tubuh Mengonsumsi Garam Berlebihan

Berikut bahaya kesehatan jangka panjang dari kandungan garam yang berlebihan dalam tubuh.


Hipotensi Ortostatik: Gejala, Penyebab, dan Alasan Rawan Bagi Lanjut Usia

14 hari lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Hipotensi Ortostatik: Gejala, Penyebab, dan Alasan Rawan Bagi Lanjut Usia

Hipotensi ortostatik adalah kondisi medis di mana tekanan darah seseorang turun secara signifikan saat mereka berdiri dari posisi duduk atau berbaring


Ketahui Anafilaksis, Reaksi Alergi yang Bisa Mengancam Nyawa Anda

22 hari lalu

Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Ketahui Anafilaksis, Reaksi Alergi yang Bisa Mengancam Nyawa Anda

Anafilaksis terkait dengan alergi, kondisi medis serius yang memerlukan penanganan cepat dan tepat.


Kerap Marah Bisa Picu Serangan Jantung, Kok Bisa?

28 hari lalu

Ilustrasi karyawan marah/jengkel. Shutterstock
Kerap Marah Bisa Picu Serangan Jantung, Kok Bisa?

Marah yang berlebihan dapat memicu serangan jantung. Berikut beberapa alasan mengapa bisa terjadi.


8 Faktor Risiko Serangan Jantung, Penyebab Kematian Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot

31 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
8 Faktor Risiko Serangan Jantung, Penyebab Kematian Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot

Serangan Jantung merenggut nyawa Michael Jackson, Lisa Marie Presley hingga Didi Kempot. Apa saja faktor risikonya?


Dokter Jantung Sebut Pentingnya Jaga Tekanan Darah yang Normal untuk Hindari Masalah Koroner

31 hari lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Dokter Jantung Sebut Pentingnya Jaga Tekanan Darah yang Normal untuk Hindari Masalah Koroner

Hipertensi adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner sehingga pemilik riwayat kondisi tersebut harus menurunkan tekanan darahnya.


Musim Daging Kurban Berlalu, Perlukah Cek Tekanan Darah?

36 hari lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Musim Daging Kurban Berlalu, Perlukah Cek Tekanan Darah?

Konsumsi daging kurban atau merah yang berlebihan bisa berdampak terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung atau hipertensi.


Benarkah Makan Daging Kambing Penyebab Hipertensi? Berikut Berbagai Faktanya

38 hari lalu

Ilustrasi olahan daging kambing. shutterstock.com
Benarkah Makan Daging Kambing Penyebab Hipertensi? Berikut Berbagai Faktanya

Mengonsumi daging kambing selalu dihubungkan sebagai penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Betulkah?