TEMPO.CO, Jakarta - Ritme sirkadian merupakan proses biologis yang berhubungan dengan tidur. Mengutip Sleep Foundation, ritme sirkadian berhubungan siklus siang dan malam. Jika selaras, ritme sirkadian bermanfaat untuk mengatur waktu tidur yang konsisten.
Ritme sirkadian mengatur sistem mental dan fisik seluruh tubuh. Misalnya, sistem pencernaan menghasilkan protein untuk menyesuaikan waktu makan. Sistem endokrin menghasilkan hormon yang sesuai untuk pengeluaran energi normal.
Ritme sirkadian
Nukleus suprakiasma yang berada di bagian otak hipotalamus mengirim sinyal untuk mengatur aktivitas di seluruh tubuh dalam satu hari. Nukleus suprakiasma sensitif terhadap cahaya yang berhubungan dengan ritme sirkadian.
Pada siang hari, paparan cahaya menyebabkan jam internal tubuh mengirim isyarat yang untuk tetap terjaga dan aktif. Saat malam, produksi melatonin, hormon yang menimbulkan keinginan tidur.
Ritme sirkadian yang terganggu bisa menyebabkan masalah tidur yang serius. Tanpa isyarat yang tepat, seseorang kesulitan untuk tidur saat malam hari. Gejala lainnya tidak bisa tidur sesuai lama waktu yang dibutuhkan.
Mengutip Healthline, bayi yang baru lahir belum mengembangkan ritme sirkadian sampai berusia beberapa bulan. Saat remaja ada perubahan ritme sirkadian atau fase penundaan tidur. Berbeda seperti orang dewasa yang harus memiliki ritme sirkadian cukup konsisten untuk gaya hidup sehat.
Orang dewasa cenderung mengantuk sebelum tengah malam, karena melatonin mencapai fase paling lelah dalam sehari dari pukul 02.00 hingga 04.00 pagi dan pukul 13.00 hingga 15.00. Walaupun begitu ritme sirkadian bisa berubah karena kondisi tertentu.
BALQIS PRIMASARI
Baca: Sensasi Seperti Jatuh Saat Tidur, Apa Itu Hypnic Jerk?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
