TEMPO.CO, Jakarta - Berbicara pola tidur kerap kali dikaitkan dengan irama sirkadian. Ritme sirkadian mengontrol siklus bangun tidur dan terjaga selama 24 jam dan bekerja sama dengan otak, lingkungan, serta cahaya.
Beberapa orang mungkin mengalami gangguan pada irama sirkadian karena faktor eksternal atau gangguan tidur. Mempertahankan kebiasaan sehat dapat membantu merespons ritme alami tubuh dengan lebih baik.
Ada beberapa komponen yang membentuk irama sirkadian tubuh. Yang pertama adalah sel-sel di otak yang merespons terhadap terang dan gelap. Mata akan menangkap perubahan seperti itu di lingkungan dan kemudian mengirim sinyal ke sel yang berbeda tentang kapan waktunya mengantuk atau bangun.
Hormon juga berperan dalam ritme ini, seperti melatonin dan kortisol dapat meningkat atau menurun sebagai bagian dari ritme sirkadian. Melatonin adalah hormon yang membuat mengantuk dan tubuh akan melepaskan lebih banyak di malam hari dan menekannya di siang hari. Kortisol dapat membuat kita lebih waspada dan tubuh akan memproduksi lebih banyak di pagi hari.
Suhu tubuh dan metabolisme juga merupakan bagian dari ritme sirkadian. Suhu akan turun saat tidur dan naik saat jam bangun. Selain itu, metabolisme bekerja pada tingkat yang berbeda sepanjang hari.
Faktor lain juga dapat memengaruhi ritme sirkadian. Irama dapat menyesuaikan berdasarkan jam kerja, aktivitas fisik, dan kebiasaan tambahan atau pilihan gaya hidup. Faktor usia juga turut mempengaruhi ritme sirkadian.
Terkadang, perubahan pada ritme sirkadian merupakan tanda dari kondisi yang lebih serius, seperti fase tidur lanjut dan fase tidur tertunda. Jika mengalami hal tersebut biasanya terjadi karena beberapa faktor, yaitu bekerja dengan shift yang tidak teratur, buta, usia remaja, atau dewasa.
Gangguan fase tidur tertunda terjadi ketika pergi tidur dan bangun dua jam atau lebih setelah kebanyakan orang. Kebanyakan orang menganggapnya sebagai "burung hantu malam". Usia remaja atau dewasa lebih rentan terhadap kondisi ini. Sedangkan gangguan fase tidur lanjutan adalah kebalikan dari gangguan tidur tertunda, di mana tertidur beberapa jam sebelum kebanyakan orang dan kemudian bangun pagi-pagi sekali.
Gangguan yang terkait dengan ritme sirkadian dapat menyebabkan kesulitan tidur di malam hari, sering terbangun sepanjang malam, dan terbangun serta tidak dapat kembali tidur di tengah malam. Mempertahankan ritme sirkadian sangat penting untuk kesehatan.
Jika mengalami gangguan pada ritme sirkadian dan berjuang untuk mendapatkan jumlah tidur yang tepat, mungkin mengalami konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang untuk kesehatan. Gangguan jangka pendek pada irama sirkadian dapat menyebabkan masalah pada memori atau kekurangan energi. Menjalani gaya hidup sehat dan istirahat yang cukup akan membantu mempertahankan komponen penting dari dalam tubuh.
Jika mengalami gangguan pada irama sirkadian bisa mengaturnya kembali, antara lain menghindari alkohol, kafein, dan nikotin di malam hari, olahraga yang cukup setiap hari, serta tidur di lingkungan yang mendukung istirahat dengan pencahayaan yang tepat, suhu yang nyaman, dan kasur yang mendukung.
ANDINI SABRINA | HEALTH LINE
Baca juga: Mengenal Jam Biologis, Menyayangi Organ Tubuh Hindari Gangguan Kesehatan