TEMPO.CO, Jakarta -Kehilangan atau dikenal kerontokan rambut setiap hari adalah hal yang normal. Secara umum, orang-orang akan kehilangan rambut sebanyak 50-100 helai per harinya. Namun jika rambut rontok terjadi berlebihan harus dicurigai karena bisa menjadi tanda beberapa penyakit.
Mengutip dari Healthline, ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperlambat atau menghentikan kerontokan rambut.
Tetapi apa yang harus dilakukan tergantung pada alasan rambut rontok itu sendiri. Beberapa situasi, seperti kerontokan rambut setelah kehamilan (telogen effluvium), dapat sembuh dengan sendirinya.
Penyebab Kerontokan Rambut
Saat kerontokan rambut terus berlanjut, maka perlu untuk memeriksanya ke dokter, karena dokter dapat mendiagnosis jika kerontokan rambut disebabkan oleh hal-hal seperti masalah tiroid, stress, infeksi kepala, alopecia androgenik. Ataukah sekadar penuaan?
Rambut rontok bisa terjadi karena beberapa penyebab. Berikut penyebab rambut rontok seperti dilansir laman American Academy of Dermatology (AAD):
Baca Juga:
1. Kerontokan rambut turun temurun
Ini merupakan penyebab rambut rontok paling umum di seluruh dunia. Pada wanita, tanda pertama dari kerontokan rambut ini biasanya adalah penipisan atau pelebaran bagian secara keseluruhan. Sementara pada seorang pria, tanda pertama adalah titik kebotakan di bagian atas kepalanya.
2. Usia
Seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang mengalami kerontokan rambut karena pertumbuhan rambut melambat. Pada titik tertentu, folikel rambut berhenti menumbuhkan rambut, yang menyebabkan rambut di kulit kepala menipis. Rambut juga mulai kehilangan warnanya.
3. Alopecia areata
Alopecia areata adalah penyakit yang berkembang ketika sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut yang menahan rambut di tempatnya, dan menyebabkan kerontokan rambut.
4. Pengobatan kanker
Jika seseorang menerima kemoterapi atau menjalani perawatan radiasi di kepala atau leher, maka mungkin bisa kehilangan semua atau sebagian besar rambut dalam beberapa minggu setelah memulai perawatan.
5. Melahirkan, sakit, atau stresor lainnya
Beberapa bulan setelah melahirkan, pulih dari penyakit, atau menjalani operasi, membuat lebih banyak rambut rontok. Hal ini juga dapat terjadi setelah masa stres dalam hidup, seperti perceraian atau kematian orang yang dicintai.
6. Perawatan rambut
Mewarnai, mengeriting, atau meluruskan rambut, juga bisa merusak rambut. Seiring waktu, kerusakan ini dapat menyebabkan rambut rontok.
7. Mengikat rambut terlalu kuat
Jika sering mengikat rambut ke belakang, penarikan terus-menerus dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen.
8. Ketidakseimbangan hormon
Penyebab umum ketidakseimbangan ini adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). Ini menyebabkan kista pada ovarium wanita, bersama dengan tanda dan gejala lain, yang dapat mencakup kerontokan rambut.
9. Infeksi kulit kepala
Infeksi kulit kepala dapat menyebabkan area bersisik dan terkadang meradang di kulit kepala.
10. Obat
Efek samping dari beberapa obat adalah kerontokan rambut. Jika terjadi kerontokan rambut, tanyakan kepada dokter yang meresepkannya apakah kerontokan rambut merupakan kemungkinan efek sampingnya.
WINDA OKTAVIA
Baca juga : Perawatan Medis dan Rumahan untuk Rambut Rontok