TEMPO.CO, Jakarta - Rambut rontok bisa disebabkan banyak hal, termasuk genetik, usia, stres, dan obat-obatan. Meski bukan sesuatu yang terlalu mengkhawatirkan, sebagian orang tetap merasa frustasi karenanya.
Rambut rontok juga bisa menjadi sinyal infeksi dan yang paling jelas adalah sifilis atau penyakit yang ditularkan lewat hubungan seks. Pakar farmasi Abbas Kanani meminta untuk mewaspadai pitak di kepala, janggut, dan alis karena bisa menjadi tandan infeksi sifilis.
Baca juga:
"Sifilis adalah infeksi akibat transmisi seksual (STI). Jika tak diobati, bisa menyebabkan masalah kesehatan serius yang mengancam nyawa," ujarnya kepada Express.
Alopecia sifilitis (SA) adalah gejala yang mirip jenis alopecia lainnya. "Meski cukup jarang, kondisi ini bisa menyebabkan kerontokan rambut pada sifilis sekunder. Gejalanya mirip masalah rambut lain, seperti alopecia areata, yaitu pitak kecil di kulit kepala, atau trikotilomania," jelas Kanani.
Empat tahap sifilis
Menurutnya kerontokan rambut tak hanya di kepala tapi juga area lain yang ditumbuhi rambut. Sifilis sendiri terbagi menjadi empat tahap, primer, sekunder, laten, dan tertier. Pola kerontokan rambut yang kecil adalah jenis paling umum SA dan disebut karakteristik sifilis sekunder. Gejala lain sifilis adalah:
Baca juga:
-Luka kecil di sekitar penis, vagina, anus yang biasanya tanpa rasa sakit.
-Rasa sakit di area lain, termasuk mulut dan bibir, tangan, atau bokong.
-Ruam di telapak tangan dan tumit kaki yang terkadang bisa menyebar ke seluruh tubuh.
-Bercak putih di mulut.
-Gejala seperti flu, seperti suhu tubuh tinggi, sakit kepala, dan kelelahan.
-Kelenjar bengkak.
Akan tetapi, gejala sifilis biasanya baru muncul tiga minggu setelah terinfeksi atau lebih. Jika merasakan gejala, segera konsultasikan ke dokter. Jika benar positif, Anda akan diresepkan obat seperti antibiotik.
Pilihan Editor: Memahami Sifilis yang Ditularkan melalui Hubungan Seksual