TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu bentuk penyakit jantung yang paling berbahaya, serangan jantung, terkadang dapat diprediksi dengan tanda-tanda di bagian tubuh lain, termasuk telinga. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tiba-tiba berhenti.
Penyakit jantung dan semua kondisi yang terkait sangat lazim di Inggris. Yayasan Jantung Britania mengatakan sekitar 7,6 juta orang hidup dengan penyakit jantung di Inggris sementara penyakit itu sendiri menyebabkan sekitar 160.000 kematian setiap tahun, setara dengan satu kematian setiap tiga menit.
Alhasil, ada perhatian besar para dokter untuk tidak hanya mengobati penyakitnya tetapi juga mencegah dan mengetahui tanda-tanda yang harus diwaspadai. Tanda-tanda penyakit jantung tersebut dapat muncul di berbagai tempat di tubuh, termasuk telinga, dengan kondisi yang dikenal sebagai Frank's sign, setelah pria pertama kali diamati adanya lipatan oleh Dr. Sander Frank.
Frank pertama kali mengamati fenomena tersebut ketika melihatnya pada pasien dengan nyeri dada dan penyumbatan arteri koroner. Tanda Frank juga dikenal sebagai lipatan daun telinga diagonal yang memanjang. Beberapa penelitian menunjukkan lipatan ini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Namun, sementara Tanda Frank dikaitkan dengan penyakit jantung, itu tidak berarti orang yang mengalaminya memiliki penyakit jantung.
Akibatnya, tidak ada jawaban pasti tentang masalah ini. Namun, satu teori adalah Tanda Frank dikaitkan dengan hilangnya serat elastin dan elastis. Ini adalah proses yang merusak pembuluh darah pada penderita penyakit jantung koroner. Sementara itu, dari cuping ke gendang telinga, penderita seperti yang dikatakan para ilmuwan bisa berada di ambang penyembuhan penyakit jantung genetik. Terobosan tersebut digambarkan sebagai kesempatan sekali dalam satu generasi.
Para ilmuwan percaya mereka hanya tinggal beberapa tahun lagi untuk mengembangkan perawatan yang dapat menyembuhkan kondisi jantung genetik yang menempatkan 260.000 orang pada risiko kematian mendadak setiap tahun. Para peneliti telah diberikan sejumlah 30 juta pound untuk mengembangkan obat untuk kondisi yang dikenal sebagai penyakit otot jantung warisan.
Profesor Hugh Watkins, salah satu pemimpin di Cure Heart Project, mengatakan penelitian ini adalah kesempatan sekali dalam satu generasi untuk membebaskan keluarga dari kekhawatiran terus-menerus akan kematian mendadak, gagal jantung, dan potensi kebutuhan transplantasi jantung. Profesor Sir Nilesh Samani menambahkan ini adalah momen yang menentukan untuk pengobatan kardiovaskular yang juga dapat mengantarkan era baru kardiologi presisi. Strategi tim adalah menggunakan dana untuk menata ulang DNA dengan tujuan mengedit atau memperbaiki gen yang rusak.
Ada tiga pilar utama untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan menjaga kesehatan secara keseluruhan, yakni pola makan seimbang dan dikombinasi dengan olahraga teratur dan kebiasaan gaya hidup positif. Bersama-sama, ketiganya dapat dilakukan untuk membantu mempertahankan kesehatan kardiovaskular yang positif secara keseluruhan.
Baca juga: Mengenal Pemeriksaan EKG, Mendeteksi Penyakit Apa Saja?