TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan dan CEO Morula Indonesia, Dr. dr Ivan Rizal Sini Sp.OG, mengatakan 15 persen pasangan mengalami gangguan kesuburan.
"Gangguan kesuburan sekarang banyak dialami pasangan, sekitar 10 hingga 15 persen pasangan di Indonesia kesulitan mendapatkan keturunan," ujar Ivan pada peluncuran Morula IVF di RS Mentari, Kabupaten Tangerang, 28Agustus 2022.
Penyebab gangguan kesuburan di antaranya kualitas sperma dan sel telur. Untuk sperma berkontribusi 45 persen pada permasalahan kesuburan. Akan tetapi yang banyak melakukan konsultasi adalah perempuan, padahal permasalahannya pada kualitas sperma laki-laki.
"Tapi sekarang mulai berbeda, banyak pihak laki-laki yang berinisiatif konsultasi ke dokter," katanya.
Kemudian gaya hidup turut berperan dalam memicu gangguan kesuburan. "Gaya hidup seperti merokok, tidur kurang, kurang gerak, dan stres bisa menjadi kombinasi faktor pemicu kesuburan sperma pada laki-laki," jelasnya.
Dia menjelaskan sering kali pasangan yang sulit mendapatkan keturunan mendapat informasi yang kurang akurat. Padahal, pasangan yang mengalami gangguan kesuburan butuh pendampingan dari tenaga kesehatan yang tepat sehingga bisa memperbesar peluang memperoleh keturunan.
Saat ini, teknologi bayi tabung di Tanah Air semakin berkembang, di antaranya teknologi yang bisa melihat kondisi sperma dengan pembesaran 6.000 kali. Dengan teknologi tersebut, sel sperma yang jelek bisa disortir sehingga bisa memperbesar peluang keberhasilan dari proses bayi tabung.
Baca juga: Hasil Studi Soal Kesuburan, Ini Rentang Usia Pria Cepat Menjadi Ayah