TEMPO.CO, Jakarta - Minum air merupakan cara terbaik untuk mengisi kembali cairan tubuh ketika dan setelah berolahraga. Menariknya, minum air dingin ternyata lebih ditekankan.
American College of Sports Medicine (ACSM) dan International Society of Sports Nutrition (ISSN), misalnya, kedua otoritas olahraga ini merekomendasikan agar air dan minuman penghidrasi lainnya dikonsumsi dalam keadaan dingin saat digunakan selama berolahraga.
Mengapa air dingin direkomendasikan?
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Gatorade Sports Science Institute pada 2018 lalu, para peneliti menyatakan bahwa minum minuman dingin sebelum berolahraga dibandingkan saat berolahraga lebih efektif menurunkan suhu tubuh.
Mengutip Very Well Fit, suhu inti tubuh akan naik dan kehilangan cairan melalui keringat saat berolahraga. Sebuah studi pada 2013 yang dilakukan terhadap enam pria menemukan bahwa minum air es membantu menjaga suhu inti mereka tidak naik.
Dalam penelitian yang melibatkan 45 pria sehat secara fisik, peneliti menemukan bahwa minum air dingin memiliki potensi untuk sedikit meningkatkan kinerja atletik sekitar 50 persen selama sesi latihan berdurasi 60 menit.
Orang yang mengonsumsi minuman dingin juga diketahui cenderung akan minum sekitar 50 persen lebih banyak daripada minum air dengan suhu normal. Hal ini karena air dingin terkesan terasa lebih segar. Dalam sebuah riset, para peneliti menemukan bahwa hal itu menyebabkan pengurangan 1,3 persen dehidrasi selama berolahraga.
Tubuh mengeluarkan lebih banyak energi untuk menghangatkan air es ke suhu tubuh. Dalam sebuah penelitian pada 2013 yang melibatkan 50 wanita muda berusia antara 18-23 tahun, minum 1,5 liter air 30 menit sebelum sarapan, makan siang, dan makan malam memberikan beberapa penurunan berat badan.
Namun, kalori yang terbakar karena minum air dingin setelah olahraga tidak signifikan. Jumlah kalori yang dibakar untuk segelas air es dalam jumlah 16 ons hanya berkisar antara 5-18 kalori.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga: Mitos Seputar Minum Air Dingin, Bagaimana Faktanya?
