Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saat Kantor Jadi Sumber Penyakit

image-gnews
.
.
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Rumah atau bahkan kantor bagi kebanyakan orang adalah tempat yang paling aman. Jauh dari serbuan polusi kendaraan, terlindung dari guyuran hujan atau sinar mentari nan terik. Namun, tidak demikian dengan Tari, karyawati sebuah instansi pemerintah. "Kalau sampai kantor, aku sering bersin-bersin. Padahal dari rumah sehat-sehat saja," ujarnya.

Kondisi "tidak sehat" pun dirasakan Lina, teman sekantor Tari. "Kalau gue, mata sering pedih, padahal baru sebentar mantengin komputer," ujarnya. Dr Budi Haryanto, PhD, Msc dari Forum Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengatakan yang dialami Tari dan Lina bisa jadi salah satu gejala sick building syndrome (SBS), yakni suatu gangguan kesehatan akibat radikal bebas yang ada di dalam gedung. Biasanya SBS terjadi lantaran kualitas udara dalam ruangan bermesin pendingin udara itu cukup rendah.

Budi menambahkan, selain disebabkan oleh tercemarnya udara dalam ruang oleh bahan kimia, sick building syndrome bisa disebabkan oleh polutan yang mencemari udara, seperti asap rokok, ozon dari mesin fotokopi dan printer, serta perabotan cat dan bahan pembersih yang ada dalam ruangan lain.

Beberapa gejala yang dirasakan biasanya sakit kepala, iritasi mata, badan cepat lelah, perut terasa kembung, hidung berair, hingga berkurangnya kemampuan konsentrasi. "Sering kita tidak tahu bahwa partikel-partikel yang kita hirup itu senyawa organik yang berbahaya," kata Budi dalam diskusi bertema "Waspada Sick Building Syndrome" di Jakarta beberapa waktu lalu.

Bahkan, menurut hasil penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat UI pada 2008 terhadap 350 orang karyawan dari 18 perusahaan di wilayah DKI, 50 persen pekerja kantor menderita SBS akibat sering terpapar radikal bebas. "Jadi jangan beranggapan di dalam kantor aman. Radikal bebas ada saat Anda berada di kantor," ia menjelaskan.

Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan dan memiliki sifat tidak stabil karena kandungan energinya banyak. Alhasil, energi yang berlebihan akan bereaksi dengan sel-sel tubuh yang dapat mengakibatkan sel rusak atau berubah karakter. Problemnya, radikal bebas ini paling berbahaya dan berpotensi menjadi sel kanker.

Dr Handy Purnama, Medical Marketing Manager Bayer Healthcare Consumer Care, mengatakan radikal bebas dengan jumlah yang masih terkendali saat masuk ke dalam tubuh akan berfungsi menghancurkan mikroba-mirkoba yang merugikan dalam tubuh. Namun, jika yang masuk terlampau banyak, akan menekan sistem imun. "Radikal bebas itu bagaikan janda muda cantik yang merusak rumah tangga orang," ujar Handy.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan data dari Badan Kesehatan Dunia mengungkapkan setiap tahun sekitar 3 juta orang meninggal akibat radikal bebas yang bersumber dari polusi udara. Masalahnya, Jakarta merupakan kota ketiga dengan tingkat polusi tertinggi setelah Meksiko dan Bangkok.

Budi menyebutkan, radikal bebas biasanya muncul akibat hasil sampingan dari proses oksidasi dan pembakaran sel yang berlangsung saat bernapas, metabolisme sel, dan olahraga yang berlebihan. "Dan tentunya juga karena polusi lingkungan, seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis," dokter yang aktif dalam Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ini memaparkan.

Agar tubuh tetap fit dan terhindar dari radikal bebas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Misalnya, menerapkan pola makan sehat dan cukup gizi, berolahraga secara rutin serta mengkonsumsi vitamin, seperti vitamin C, vitamin E, zinc, dan selenium. Selain itu, makanan yang mengandung antioksidan, yang diyakini dapat memutus rantai reaksi untuk mencegah kerusakan akibat radikal bebas.

Efek Sindrom Jangka Panjang

1. Penyakit seperti gangguan pernapasan, radang paru, jantung, dan penyakit kronis akibat pencemaran udara.
2. Gagal ginjal, gangguan sistem reproduksi, sistem saraf, kematian prematur, penurunan usia harapan hidup. l

Sumber Radikal Bebas
1. Radiasi sinar UV.
2. Proses metabolisme.
3. Radiasi ion.
4. Asap rokok.
5. Polusi udara dan kendaraan bermotor.

S IKA SARI 
 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

11 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

17 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.