Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Atrofi Otot Tulang Belakang dan Pilihan Pengobatan

Reporter

image-gnews
Model asal Perancis, penderita atrofi otot tulang belakang didorong di kursi roda saat  memperagakan busana rancangan Takafumi Tsuruta saat Tokyo Fashion Week di Tokyo, Jepang, 13 Oktober 2015. REUTERS/Yuya Shino
Model asal Perancis, penderita atrofi otot tulang belakang didorong di kursi roda saat memperagakan busana rancangan Takafumi Tsuruta saat Tokyo Fashion Week di Tokyo, Jepang, 13 Oktober 2015. REUTERS/Yuya Shino
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah dengar istilah spinal muscular atrofi atau atrofi otot tulang belakang? Ini adalah penyakit yang menyerang otot tulang belakang dan menyebabkannya melemah. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit keturunan yang bisa mempengaruhi bayi dan anak-anak serta berkembang pada usia dewasa. 

Dilansir dari Clevelandclinic dan NHS, atrofi otot tulang belakang bisa menyebabkan orang kehilangan saraf motorik yang ada di sumsum tulang belakang dengan fungsi mengontrol gerakan otot. Ketika kehilangan saraf motorik, otot tidak akan menerima sinyal saraf, yang membuat otot tersebut bergerak. Selain itu, spinal muscular atrofi juga menyebabkan otot-otot tertentu menjadi lebih kecil serta lemah akibat jarangnya otot-otot tersebut digunakan. 

Penyebab 
Orang bisa terkena spinal muscular atrofi jika mewarisi dua salinan gen survival motor neuron 1 atau SMN1 yang hilang atau rusak karena bermutasi. Dua salinan ini didapat dari ibu dan ayah. Orang yang baru terdeteksi mengalami atrofi otot tulang belakang setelah dewasa biasanya hanya mewarisi satu gen ini dan tidak mengetahuinya. 

Gen SMN1 yang sehat umumnya menghasilkan protein SMN. Protein ini dibutuhkan oleh saraf motorik untuk menjalankan fungsinya dengan baik serta bertahan hidup. Saraf motorik dapat mati jika tidak mendapat cukup protein SMN. Hal ini kemudian menyebabkan otak tidak bisa mengontrol berbagai gerakan, seperti gerakan di kepala, leher, lengan ,serta kaki. 

Gejala 
Secara umum, penderita spinal muscular atrofi akan mengalami kehilangan kontrol pada otot, gerakan, atau kekuatan secara progresif. Hal ini juga dapat memburuk seiring bertambahnya usia. Biasanya, gejala kelemahan otot ini mempengaruhi otot-otot yang berada di dekat batang tubuh juga leher. 

Penderita juga bisa mengalami masalah tulang dan persendian, seperti skoliosis, gemetar, atau berkedut pada otot, lengan dan kaki lemah, kesulitan duduk, merangkak serta berjalan, menelan, juga bernapas. Meski demikian, spinal muscular atrofi tidak membuat kecerdasan terganggu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengobatan 
Sejauh ini, belum ada obat untuk spinal muscular atrofi secara menyeluruh. Namun, dokter akan menyarankan perawatan yang bisa mengatasi berbagai gejala yang timbul akibat penyakit ini. Berbagai perawatan profesional bisa menjadi alternatif, seperti terapi okupasi, terapi bicara dan bahasa, ke dokter spesialis, serta fisioterapi. Perawatan ini bergantung pada jenis spinal muscular atrofi serta bagaimana gejala yang dialami. 

Untuk anak-anak di bawah umur 2 tahun, ada terapi yang bertujuan untuk menggantikan gen SMN1 yang hilang atau rusak dengan gen yang berfungsi. Terapi ini adalah penggantian gen. Caranya dengan infus satu kali (IV) obat onamsemnogene abepatvovec-xioi atau (Zolgensma). Lalu,  ada terapi pengubah penyakit dengan menyuntikan risdaplam atau Evysdi untuk perawatan spinal muscular atrofi pada orang dewasa dan bayi di atas 2 bulan. Caranya dengan mengonsumsinya setiap hari. 

Lalu, terapi pengubah penyakit juga termasuk perawatan untuk anak berusia 2-12 tahun, perawatan dengan menggunakan obat yang merangsang produksi protein SMN. Obatnya bernama Nurinersen atau Spinraza. Caranya dengan menyuntikkan obat tersebut pada ruang di sekitar kanal tulang belakang.

Baca juga: 6 Metode Pengobatan Atrofi Otot

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

3 hari lalu

Ilustrasi push up. Freepik.com
5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

23 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

32 hari lalu

Gerak olahraga lunges. shutterstock.com
Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

Kalistenik salah satu pilihan olahraga yang sesuai untuk dilakukan selama Ramadan


4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

32 hari lalu

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

33 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

39 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas tangga. Unsplash.com/EV
7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

Ada 7 manfaat lain dari olahraga lari yang secara tidak langsung dirasakan pelari menurut para ahli.


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

41 hari lalu

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

42 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


5 Kesalahan saat Latihan Angkat Beban

51 hari lalu

Ilustrasi olahraga dengan dumbell. heartyhosting.com
5 Kesalahan saat Latihan Angkat Beban

Berikut deretan kesalahan umum yang harus dihindari saat latihan angkat beban untuk mengurangi risiko cedera dan memaksimalkan manfaat.


Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

51 hari lalu

Ilustrasi wanita memijat pergelangan kaki bengkak. Freepik.com/Stefamerpik
Sebabkan Nyeri pada Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Perawatan Sindrom Tarsal Tunnel

Sindrom Tarsal Tunnel dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau kelemahan pada pergelangan kaki.