TEMPO.CO, Jakarta -Gubernur Papua, Lukas Enembe terjerat kasus pencucian uang. Dari hasil uang haram tersebut, ditengarai ia membelanjakannya dengan berjudi di 3 negara seperti Singapura, Filipina dan Malaysia. Menurut khazanah psikologi, apa istilah untuk hasrat kecanduan judi?
Apa Itu Kecanduan Judi
Mengutip dari website mayoclinic, compulsive gambling atau disebut juga gambling disorder adalah dorongan tak terkendali untuk terus berjudi meskipun harus mengorbankan hidup Anda.
Menurut Alexandra Adeline, M.Psi. Psikolog dari Mind and Behaviour Clinic Ciputra Medical Center, gambling disorder merupakan kondisi dimana seseorang tidak mampu menahan dorongan untuk terus judi atau mempertaruhkan sesuatu tanpa mempertimbangkan dampak buruk yang dapat menimpanya.
Berjudi berarti Anda bersedia mempertaruhkan sesuatu yang Anda hargai dengan harapan mendapatkan sesuatu yang lebih bernilai. Perjudian dapat merangsang sistem penghargaan otak seperti halnya obat-obatan atau alkohol, yang menyebabkan kecanduan.
Gambling Disorder
Jika memiliki masalah terkait gambling disoder, Anda mungkin terus-menerus mengejar taruhan yang menyebabkan kerugian, menghabiskan tabungan, dan menciptakan hutang. Anda mungkin menyembunyikan perilaku Anda dan bahkan beralih ke pencurian atau penipuan untuk mendukung kecanduan Anda.
Kondisi ini tergolong serius dan berpotensi menghancurkan kehidupan. Meskipun mengobati gambling disorder dapat menjadi tantangan, banyak orang yang berjuang dengan gambling disorder telah menemukan bantuan melalui perawatan profesional.
Penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat mendorong timbulnya gambling disorder. Menurut Alexandra, faktor yang mempengaruhi kecanduan judi pada seseorang antara lain:
- Sensasi perasaan tegang saat menunggu hasil menang atau kalah saat berjudi menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi pemain. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya aktivitas di area otak yang terhubung dengan saraf Dopamin (suatu neurotransmitter yang terbentuk di otak yang berfungsi memberi sinyal antar sel saraf atau sel saraf dengan sel lainnya).
- Target Oriented. Faktor kebiasaan pada seseorang untuk lebih berorientasi pada hasil daripada proses dalam usahanya mencapai sesuatu.
- Terbentuknya hormon endorfin di dalam tubuh yang berkaitan dengan kesenangan saat seseorang sedang bermain judi. Bahkan ketika seseorang kalah, tubuh masih tetap memproduksi adrenalin dan endorfin. Pada tahap ini, motivasi seseorang untuk bermain judi bukan lagi soal mendapatkan keuntungan, melainkan sebagai sarana hiburan bagi dirinya sendiri.
Disamping itu, beberapa faktor risiko tertentu berikut juga sering dikaitkan dengan gambling disorder:
- Masalah kesehatan mental
Orang dengan gambling disorder sering mengalami masalah penyalahgunaan zat, gangguan kepribadian, depresi atau kecemasan. Gambling disorder juga sering dikaitkan dengan gangguan bipolar, gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau gangguan perhatian-defisit/hiperaktivitas (ADHD).
- Usia
Kebiasaan berjudi lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda dan setengah baya. Berjudi selama masa kanak-kanak atau remaja meningkatkan risiko mengembangkan gambling disorder. Tetapi gambling disorder yang berkembang pada usia dewasa juga dapat menjadi masalah.
- Jenis Kelamin
Perjudian lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Wanita yang berjudi umumnya mulai di kemudian hari dan mungkin menjadi kecanduan lebih cepat. Tetapi pola perjudian di antara pria dan wanita menjadi semakin mirip.
- Pengaruh keluarga atau teman.
Jika anggota keluarga atau teman Anda memiliki masalah judi, kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya.
- Obat-obatan
Khususnya obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson dan sindrom kaki gelisah. Obat yang disebut agonis dopamin memiliki efek samping langka yang dapat menyebabkan perilaku kompulsif, termasuk perjudian, pada beberapa orang.
- Ciri-ciri kepribadian tertentu
Menjadi sangat kompetitif, gila kerja, impulsif, gelisah atau mudah bosan dapat meningkatkan risiko perjudian kompulsif.
Tanda dan gejala adanya gangguan gambling disorder...