"

Mengenal Mastositosis, Penyakit Langka akibat Penumpukan Sel

Reporter

Editor

Nurhadi

Ilustrasi wanita menyentuh kulitnya. Freepik.com/Katemangostar
Ilustrasi wanita menyentuh kulitnya. Freepik.com/Katemangostar

TEMPO.CO, Jakarta - Sel mast adalah jenis sel darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan. Ketika mendeteksi kuman atau virus, sel mast akan memicu respons inflamasi dengan melepaskan zat kimia yang disebut histamin. Yang melindungi tubuh dari kuman dan virus. Sel mast juga terlibat dengan fungsi vital lainnya seperti untuk penyembuhan luka, pertumbuhan tulang dan pembentukan pembuluh darah baru.

Mengutip Cleveland Clinic, mastositosis merupakan suatu gangguan yang merujuk pada menumpuknya sel-sel kekebalan yang dikenal sebagai sel mast di berbagai organ di dalam tubuh. Mastositosis sering disebabkan oleh mutasi pada gen yang disebut KIT. Dalam kebanyakan kasus, kelainan genetika ini tidak diwariskan. Mastositosis jarang terjadi, hanya mempengaruhi 1 dari 10.000 - 20.000 orang.

Salah satu tanda pertama mastositosis adalah adanya ruam pada kulit. Saat kulit teriritasi, ruam ini bisa berkembang menjadi gatal-gatal. Ini sering disebabkan oleh menggosok atau menggaruk ruam, tetapi sejumlah makanan dan obat-obatan juga dapat memicu hal ini.

Baca juga: Sel Kulit Mati dan Kotoran Menempel di Sisir Rambut Ini Cara Membersihkannya

Gejala mastositosis lainnya dapat termasuk:

  • Bercak coklat kemerahan pada kulit, atau benjolan yang terasa gatal.
  • Kulit melepuh, biasanya terjadi pada anak-anak.
  • Mual, sakit perut, diare dan muntah.
  • Sakit tulang.
  • Penurunan tekanan darah.
  • Pingsan.

Mengutip National Health Service, belum ada obat khusus untuk mastositosis. Pengobatan yang ada hanyalah untuk meredakan gejalanya. Pilihan pengobatan akan tergantung pada jenis mastositosis dan tingkat keparahan gejalanya.

Mastositosis ringan hingga sedang dapat diobati dengan krim steroid (kortikosteroid topikal) untuk waktu yang singkat. Krim steroid mengurangi jumlah sel mast yang dapat melepaskan histamin dan memicu pembengkakan pada kulit.

Antihistamin juga dapat digunakan untuk mengobati gejala mastositosis seperti kulit merah dan gatal. Antihistamin merupakan jenis obat yang menghalangi efek histamin dan sering digunakan untuk mengobati kondisi alergi.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga: Seberapa Sering Eksfoliasi Kulit Wajah Diperlukan?




Berita Selanjutnya





Kenali Efek Samping dari Kacang Hijau, Mulai dari Alergi Hingga Diare

8 hari lalu

Ilustrasi kacang hijau. Sxc.hu/Gary Tamin
Kenali Efek Samping dari Kacang Hijau, Mulai dari Alergi Hingga Diare

Jika mengonsumsi kacang hijau secara berlebihan maka dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti mulas atau sakit perut, kembung, mual, hingga diare.


Manfaat Mengonsumsi Daging Kepiting

18 hari lalu

Resep makanan sehat berbahan dasar kepiting bisa meningkatkan kesehatan jantung, mencegah anemia, dan melindungi otak.(Pexels/David Abbram)
Manfaat Mengonsumsi Daging Kepiting

Daging kepiting banyak mengandung nutrisi


Kelainan Genetika Bisa Jadi Pemicu Anak Obesitas

19 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Kelainan Genetika Bisa Jadi Pemicu Anak Obesitas

Pakar menjelaskan obesitas pada anak bisa disebabkan kelainan genetika selain gaya hidup tak sehat seperti makan yang tak sehat.


Mengenali Gejala Alergi Bahan Pengawet atau Sulfit

28 hari lalu

Ilustrasi makanan kemasan. Shutterstock
Mengenali Gejala Alergi Bahan Pengawet atau Sulfit

Sulfit bahan pengawet yang menyebabkan reaksi alergi


Khasiat Susu Kedelai: Tingkatkan Kesehatan Jantung dan Kurangi Gejala Menopause

40 hari lalu

Susu kedelai. Pixabay.com/Big Fat Cat
Khasiat Susu Kedelai: Tingkatkan Kesehatan Jantung dan Kurangi Gejala Menopause

Selain rasa yang sedap, susu kedelai memiliki beragam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan.


Efek Kelembaban Udara yang Tinggi pada Penderita Alergi

43 hari lalu

Ilustrasi eksim pada kulit. sciencephoto.com
Efek Kelembaban Udara yang Tinggi pada Penderita Alergi

Dokter mengatakan kelembaban udara yang tinggi bisa memperburuk gejala alergi bagi penderita karena sifatnya mengumpulkan alergen.


Hindari Mencabut Bulu Hidung Sembarangan, bisa Timbulkan Risiko Asma

50 hari lalu

Ekstensi bulu hidung. Di dalam hidung memang terdapat bulu hidung. Tapi pemilik akun Gret Chen Chen menambahkannya sehingga terlihat lebih panjang. Dia menggunakan bulu mata palsu dan menempelkannya di sekitar bagian dalam setiap lubang hidung. instagram.com
Hindari Mencabut Bulu Hidung Sembarangan, bisa Timbulkan Risiko Asma

Mencabut Bulu Hidung bisa berakibat fatal.


Mengenali Perbedaan Batuk Biasa dan Reaksi Alergi

23 Januari 2023

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Mengenali Perbedaan Batuk Biasa dan Reaksi Alergi

Batuk alergi atau karena infeksi pilek berbeda. Apa cirinya gejalanya?


Anak Alergi Kacang, Bisa Jadi Juga Alergi Kecipir

20 Januari 2023

Kecipir. Wikipedia.org
Anak Alergi Kacang, Bisa Jadi Juga Alergi Kecipir

Pakar obat tradisional mengatakan umumnya bayi yang memiliki alergi kacang kedelai juga alergi terhadap kacang jenis lain, termasuk kecipir.


Anafilaksis, Reaksi Alergi Parah yang Mengancam Nyawa

20 Januari 2023

Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Anafilaksis, Reaksi Alergi Parah yang Mengancam Nyawa

Anafilaksis umumnya dipicu oleh alergi makanan, obat-obatan, sampai sengatan serangga. Jika terlambat ditangani secara medis, kondisi ini bisa berakibat fatal.