Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Pola Asuh Metode Tiger Parenting Memaksa Anak Unggul secara Akademis

image-gnews
Ilustrasi orang tua atau ibu menemani anaknya belajar. shutterstock.com
Ilustrasi orang tua atau ibu menemani anaknya belajar. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang tua memiliki ciri khas tersendiri dalam pola asuh dan membimbing sang buah hati. Ada orang tua yang memposisikan dirinya sebagai teman, ada pula yang menerapkan aturan ketat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh metode tiger parenting, yang cenderung memaksa anak untuk unggul secara akademis. 

Apa Itu Tiger Parenting

Shihkuan Hsu dalam artikel ilmiahnya berjudul “Education as Cultivation in Chinese Culture” menyebutkan metode tiger parenting mulanya berasal dari ajaran filsuf abad kelima, Konfusius. Seperti diketahui, filosofi Konfusianisme mempromosikan struktur keluarga hierarkis, loyalitas, etos kerja yang kuat, dan kejujuran. Pun berusaha menaruh komitmen tinggi terhadap pendidikan dan prestasi akademik. 

Kemudian istilah Tiger Parenting baru dipopulerkan oleh budaya Eropa dalam bukunya Amy Chua dengan judul Battle Hymn of the Tiger Mother. Chua menulis tentang masa kecilnya yang dibesarkan oleh orang tua yang ketat dan menawarkan cerita tentang upayanya untuk menerapkan strategi tiger parenting kepada kedua putrinya. 

Baca: 4 Jenis Pola Asuh Anak dan Dampaknya

Menurut Chua, karakteristik utama tiger parenting adalah memberlakukan banyak aturan dan memberikan kontrol penuh orang tua terhadap buah hatinya. Rasa hormat diketahui sebagai jalan satu-satunya dan tidak ada imbalan sedikit pun untuk sikap positif yang ditunjukan anak. Sebaliknya, disiplin keras selalu diberlakukan bagi anak yang berperilaku negatif atau melanggar aturan yang ditetapkan. 

Selain itu, orang tua dengan gaya tiger parenting mencerminkan dirinya dalam posisi otoriter. Jika anak tidak setuju dengan pendapat mereka, bakal didisiplinkan dengan ancaman emosional. Dan juga tidak menutup kemungkinan orang tua seperti itu menggunakan disiplin fisik, seperti memukul, berteriak, dan merendahkan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dampak Tiger Parenting 

Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh tiger parenting dipastikan mengalami kesulitan dalam mengembangkan potensi diri, khususnya dalam hal akademis. Alih-alih menjadi unggul, kemampuan akademis anak justru turun sendirinya karena tidak bisa menerima kondisi secara sukarela. Selain itu, melansir Very Well Mind,  gaya pengasuhan yang terlalu ketat dan menghukum menyebabkan dampak berikut: 

  1. Memiliki peningkatan risiko kecemasan, harga diri rendah, dan memicu depresi; 
  2. Secara psikologis anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar; 
  3. Anak mengalami kesulitan dengan pengambilan keputusan sendiri
  4. Memiliki rasa takut yang lebih besar untuk membuat kesalahan karena mereka tidak ingin mengecewakan orang tua mereka; 
  5. Adanya peningkatan risiko melukai diri sendiri dan perilaku bunuh diri; 
  6. Memiliki masalah dengan disiplin diri karena mereka tidak diajarkan untuk menetapkan batasan pada diri mereka sendiri. 

HARIS SETYAWAN 

Baca juga: Mengenali Tiger Parenting, Pola Asuh Anak yang Cenderung Otoriter

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

28 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.


Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

31 hari lalu

Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV
Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.


76 PNS KPK Diperiksa Dugaan Pelanggaran Disiplin Dalam Kasus Pungli di Rutan KPK

33 hari lalu

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah mengeksekusi putusan etik Dewan Pengawas (Dewas) yang memberi sanksi pada 78 orang pegawainya. Mereka harus menjalani sanksi etik berat dengan permintaan maaf secara langsung dan terbuka pada Senin, 26 Februari 2024 di Gedung Juang KPK. Sumber: KPK
76 PNS KPK Diperiksa Dugaan Pelanggaran Disiplin Dalam Kasus Pungli di Rutan KPK

76 pegawai negeri sipil (PNS) KPK diperiksa terkait kasus pungutan liar atau pungli di rutan KPK.


Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

36 hari lalu

Ilustrasi ginjal. ANTARA-Shutterstock
Tak Cuma Faktor Fisik, Masalah Emosional Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ginjal

Selain faktor risiko yang bersifat fisik atau keturunan, masalah emosional juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya kanker ginjal.


Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

38 hari lalu

Ibu sedang pompa ASI. Foto : Motherly
Kenali Gejala Gangguan Mental pada Ibu Pasca Melahirkan, Kurangnya Nafsu Makan Hingga Sulit Tidur

Perubahan besar dalam proses melahirkan dapat menyebabkan beban mental dan emosional yang signifikan pada ibu. Ini gejala gangguan mental pada ibu.


Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

40 hari lalu

Ilustrasi pasangan. dailymail.co.uk
Alasan Orang Tertutup pada Pasangan dan Cara Mengatasinya

Jika Anda kesulitan bersikap terbuka kepada pasangan karena berbagai alasan, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan


Nonton Drama Korea Secara Maraton Bisa Mengundang Bahaya, Begini Maksudnya

40 hari lalu

Bagi Anda yang ingin menonton drama dengan tema thriller, beberapa list drama Korea detektif berikut ini bisa jadi pilihan. Ada banyak plot twist. Foto: Canva
Nonton Drama Korea Secara Maraton Bisa Mengundang Bahaya, Begini Maksudnya

Menonton drama Korea atau drakor terus menerus dalam satu waktu bisa mengundang bahaya bagi kesehatan mental. Apakah itu?


Dahsyatnya Dampak Patah Hati pada Fisik, Tak Hanya Emosional

19 Februari 2024

Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)
Dahsyatnya Dampak Patah Hati pada Fisik, Tak Hanya Emosional

Tak hanya menghancurkan perasaan dan menggerus emosi, patah hati juga berdampak besar bagi kondisi tubuh, bahkan mempengaruhi jantung.