TEMPO.CO, Jakarta - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebut di Indonesia terjadi peningkatan 10 dari 1000 orang penderita stroke. Ini menjadikan stroke penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan termasuk penyakit tidak menular (PTM). Pakar intervensi saraf dr. Ricky Gusanto Kurniawan Sp.S mengatakan usia muda bisa terkena stroke dari faktor risiko keturunan keluarga.
"Kalau anak muda harus melihat dari faktor risiko penyakit secara genetik. Misalnya di keluarga rata-rata punya diabetes, hipertensi," ucapnya dalam diskusi "Setiap Menit Berharga, SEGERA KE RS" di RS Pusat Otak Nasional Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2022.
Ia mengatakan risiko keturunan memang menjadi faktor yang tidak bisa diubah namun masih bisa dicegah dengan rutin periksa kesehatan dan mengetahui faktor peimcu.
"Setiap orang dapat berperan untuk mencegah risiko terhadap serangan stroke, ini yang paling penting," ujar Ricky.
Gaya hidup tak sehat
Gaya hidup yang tidak sehat semakin memperburuk risiko terjadi stroke di kemudian hari. Menurutnya, diabetes dan kolesterol yang tidak dijaga sejak muda dapat memicu penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan aliran darah tidak lancar.
"Ini berlangsung begitu lama sehingga terjadi penebalan di dalam pembuluh darah sampai akhirnya menutup dan ketika itulah gejalanya keluar karena darah tidak bisa masuk," jelasnya.
Ricky menyebut perlunya perhatian pada kesehatan sejak muda sangat penting untuk mencegah faktor risiko keturunan stroke. "Stres, obesitas, pola hidup dari makanan harus dibenahi untuk menghindari faktor risiko secara genetik," tegasnya.
Baca juga: Pentingnya 3T pada Penanganan Pertama Stroke