Secara konkrit, Gita dan organisasinya pun mengajak masyarakat untuk dan para petani muda untuk melakukan berbagai inovasi. Inovasi di bidang pertanian ini diharapkan bisa menjadi salah satu cara agar masyarakat daerah tidak terpaku untuk menebang hutan atau bergantung pada sawit semata ketika hendak mencari nafkah. Ia mengajak para wirausaha muda untuk mengeksplorasi rempah Indonesia.
Salah satu sektor yang menurutnya sedang tinggi permintaan adalah di bidang kecantikan dan e-commerce. Gita dan tim mengajak UMKM lokal untuk mengembangkan industri alam untuk kecantikan sekaligus kesehatan. Beberapa bahan baku yang memiliki peluang tinggi masuk pasar global adalah madu alam, temulawak, daun kelor, jahe, cacao, minyak kelapa, dan tengkawang. "Kita perlu memperbanyak wirausaha lestari, yaitu menjalankan wirausaha yang mampu menjalankan operasionalnya yang ramah lingkungan dan sosial," katanya.
Head of Secretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Gita Syahrani/Nutrifood
Dengan konsep ini, Gita yakin produk dan komoditas dalam negeri akan memiliki nilai tambah, masyarakat juga bisa menjaga alam mereka, limbah produksi terjaga, serta pekerja bisa sejahtera.
Berubah Bersama
Pelaku gaya hidup zerowaste, Siska Nirmala, mengatakan menggabungkan gaya hidup sehat sekaligus gaya hidup ramah lingkungan bisa saja terjadi. Namun hal dasar yang perlu dilakukan masyarakat adalah dengan mengubah kebiasaan. "Kita butuh transformasi behavior dulu," katanya saat dihubungi pada 31 Oktober 2022.
Menurutnya, masalah iklim salah satu faktornya adalah karena kebiasaan 'merusak' bumi manusia yang sudah dilakukan selama puluhan tahun lamanya. Manusia sudah terbiasa mengonsumsi makanan berlebih, bisa juga terbiasa boros listrik, lalu tidak jarang pula boros bahan bakar. "Itu semua dampak dari kebiasaan kita yang sudah dilakukan selama puluhan tahun lamanya, katanya.
Ilustrasi wanita naik sepeda. Freepik.com
Perubahan perilaku untuk membiasakan gaya hidup sehat serta ramah lingkungan ini mungkin masih dianggap berat bagi beberapa orang. Transformasi kebiasaan itu bisa dimulai dari hal kecil seperti selalu menghabiskan makanan, konsumsi secara bijak, menggunakan sepeda ketika bepergian dibanding naik kendaraan bermotor, atau perbanyak makan makanan utuh bukan makanan olahan atau makanan yang terbungkus plastik.
Siska pun tidak yakin perubahan besar bisa terlihat hanya dalam 1 atau dua pekan saja. Namun bila kebiasaan baik itu dimulai sedikit demi sedikit, serta dilakukan secara serempak, ia yakin perubahan yang baik akan lebih cepat terlihat. "Gaya hidup sehat dan lebih bijak ini bisa berpengaruh pada sistem supply kita, memang (dampaknya) tidak bisa sepekan atau sebulan. Bisa saja butuh puluhan tahun agar kebiasaan kita berubah, tapi sebaiknya ambil peran itu, sehingga semua orang bisa sama-sama melakukan perubahan yang pasti," katanya.