Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waktu yang Dianjurkan untuk Lakukan Perawatan Ortodonti

Reporter

image-gnews
Ilustrasi pemeriksaan gigi/dokter gigi. Shutterstock.com
Ilustrasi pemeriksaan gigi/dokter gigi. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kapan orang bisa memulai perawatan ortodonti?  Spesialis ortodonti di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, drg. Julieta Pancawati, menjelaskan waktu yang tepat untuk memulai perawatan ortodonti untuk memperbaiki ketidakharmonisan tumbuh kembang rahang dan gigi.

“Itu tergantung kondisi pasien. Jadi, misalnya kelainan hanya mengenai geligi yang tidak beraturan saja tetapi hubungan tulang atau hubungan rahang baik maka bisa dilakukan pada periode gigi tetap,” kata dokter yang akrab disapa Panca itu.

Namun, apabila kondisi rahang atas dan bawah tidak harmonis, dia menganjurkan sebaiknya perawatan ortodonti dapat dilakukan lebih awal, seperti pada periode gigi bercampur tahap akhir. Pada kasus tertentu, seperti pasien celah bibir dan lelangit, perawatan ortodonti juga dapat dilakukan lebih dini.

Panca menyarankan orang tua dapat membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksakan kondisi gigi dan rahang pada usia 7-8 tahun. Dengan begitu, jika ditemukan kelainan baik pada posisi gigi yang tak beraturan atau kondisi rahang saja, dokter ortodonti bisa melakukan tindakan lebih dini.

Dia menegaskan perawatan ortodonti yang baik juga tidak bergantung pada usia pasien namun yang terpenting bergantung pada kondisi kesehatan jaringan periodontal atau jaringan penyangga gigi. Jika pasien berusia dewasa, misalnya usia 40 tahun, perawatan ortodonti bisa dimungkinkan selama kondisi jaringan periodontal masih dikatakan baik. Menurut Panca, biasanya dokter ortodonti juga akan berkonsultasi dengan dokter periodonsia untuk menilai apakah kondisi jaringan periodontal  pasien masih layak untuk diambil tindakan perawatan ortodonti.

“Kita menggerakkan gigi di dalam tulang yang mana di dalamnya banyak struktur-struktur dan aktivitas sel yang kita perlukan. Jadi, kalau jaringan penyangganya tidak baik atau kurang sehat, mungkin perawatan ortodonti bisa ditunda atau bahkan tidak bisa dilakukan,” papar Panca.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak harus cabut gigi
Dia mengatakan perawatan ortodonti tidak harus selalu dilakukan cabut gigi. Menurutnya, dokter gigi akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan dilakukan pencabutan gigi, mulai dari memastikan apakah posisi gigi masih cukup baik atau tampak sangat protrusif, hingga memeriksa apakah terdapat gigi yang berjejal dan seberapa luas ruang pergerakan gigi yang dibutuhkan.

“Kalau memang cukup banyak (gigi yang berjejal) artinya kami akan melakukan pencabutan. Atau jika tidak terlalu berjejal tapi profilnya sangat protusif atau gigi maju terus pasien susah untuk menutup mulut, maka mungkin kami pertimbangkan untuk dilakukan pencabutan,” jelasnya.

Dalam memutuskan tindakan cabut gigi dalam perawatan ortodonti memang harus dipertimbangkan dengan teliti. Berbahaya atau tidaknya pencabutan gigi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kesehatan umum pasien.

“Kalau misalnya tidak ada kelainan sistemik atau ada kelainan sistemik tapi sudah kita konsulkan ke dokter penyakit dalam dan dianggap cukup aman untuk dilakukan pencabutan gigi, itu sebetulnya aman,” katanya. “Kalau dari sisi perawatan ortodonti sendiri, biasanya cukup aman, karena memang kalau kami memutuskan pencabutan artinya memang ruangan pencabutan itu akan kami pakai untuk pergerakan gigi dan di akhir perawatan ruangan itu akan tertutup dan diharapkan tidak ada sisa ruang pencabutan.”

Baca juga: Luruskan Niat, Pasang Kawat Gigi Itu untuk Kesehatan Bukan Agar Trendi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

3 hari lalu

Dua anak perempuan menangis setelah serangan udara Israel terhadap rumah-rumah di Rafah di selatan Jalur Gaza 12 Desember 2023. Setidaknya dua ibu terbunuh setiap 60 menit, sementara tujuh perempuan terbunuh setiap dua jam di daerah kantong yang terkepung tersebut, kata para dokter di wilayah tersebut kepada organisasi tersebut. REUTERS/Fadi Shana
Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.


Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

3 hari lalu

Ilustrasi mulut pria. Shutterstock
Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.


Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

5 hari lalu

Ilustrasi gigi putih meski makan banyak. shutterstock.com
Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

Menjaga gigi putih dan bersinar adalah tantangan karena berbagai faktor bisa membuat warnanya berubah. Berikut tujuh tips dari dokter gigi.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

21 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Siwak: Kandungan, Manfaat, dan Asal-usul Penggunaannya

30 hari lalu

Ilustrasi Siwak. shutterstock.com
Siwak: Kandungan, Manfaat, dan Asal-usul Penggunaannya

Sebagian besar masyarakat dunia menggunakan siwak, karena faktor religi, budaya, dan sosial


Batalkah Cabut dan Tambal Gigi saat Puasa Ramadan?

38 hari lalu

Ilustrasi dokter gigi. Shutterstock
Batalkah Cabut dan Tambal Gigi saat Puasa Ramadan?

Dokter mengatakan mencabut gigi saat Ramadan tidak akan membatalkan puasa, begitu juga dengan penambalan dan membersihkan karang gigi.


Terjadi Penurunan Jumlah Kunjungan Pasien Dokter Gigi Selama Puasa

41 hari lalu

Konferensi Pers Senyum Sehat Indonesia Ramadan 2024/Tempo-Mitra Tarigan
Terjadi Penurunan Jumlah Kunjungan Pasien Dokter Gigi Selama Puasa

Sebenarnya kunjungan ke dokter gigi bisa tetap dapat dilakukan di bulan Ramadan.


8 Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mulut

45 hari lalu

Ilustrasi mulut pria. Shutterstock
8 Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mulut

Banyak gejala diabetes minor yang sebenarnya perlu diwaspadai dan sebagian bisa berawal dari mulut. Berikut delapan di antaranya.


5 Masalah Gigi yang Tak Boleh Diabaikan atau Berujung Fatal

55 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock
5 Masalah Gigi yang Tak Boleh Diabaikan atau Berujung Fatal

Kesehatan gigi terkait dengan kesehatan secara menyeluruh. Berikut lima masalah gigi dan mulut yang tak boleh diabaikan menurut dokter gigi.


Akreditasi Unggul, FKG Universitas Moestopo Hasilkan 4.721 Dokter Gigi

27 Februari 2024

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) melaksanakan upacara pengambilan sumpah dokter gigi baru pada Selasa, 27 Februari 2024. (Universitas Moestopo)
Akreditasi Unggul, FKG Universitas Moestopo Hasilkan 4.721 Dokter Gigi

Universitas Moestopo telah melahirkan 4.721 dokter gigi yang melayani masyarakat Indonesia.