TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua jangan sampai mengabaikan kebutuhan asupan nutrisi atau memberikan asupan nutrisi seadanya kepada anak dengan penyakit jantung bawaan yang belum dioperasi. Ketika anak sudah masuk dalam kondisi gizi kurang, justru dikhawatirkan masa pemulihan pascaoperasi dapat terjadi secara lambat.
Ahli gizi dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), Irna Herawati, mengingatkan orang tua agar dapat mengoptimalkan pemenuhan gizi pada anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) guna memperkecil kemungkinan gizi kurang, terutama kondisi stunting berat.
“Ketika jantungnya itu belum diperbaiki (dioperasi) yang bisa kita lakukan adalah memaksimalkan kalori atau kebutuhan (nutrisi) yang masuk untuk anak tersebut,” kata Irna.
Pada beberapa kasus, anak dengan penyakit jantung bawaan diharuskan membatasi asupan cairan dalam jumlah tertentu untuk mengurangi beban jantung. Pada anak yang masih membutuhkan ASI jumlah dan cara pemberian ASI tidak harus disamakan dengan anak normal. Pemberian ASI dapat dilakukan dalam porsi yang sedikit-sedikit namun sering, sesuai kesanggupan, kebutuhan, dan kondisi klinis anak.
“Ketika usia 0-6 bulan, saya sarankan penggunaan ASI perah sangat membantu. Biasanya ada pembatasan cairan, misalnya ada beberapa kondisi penyakit jantung bawaan yang cairannya harus dibatasi,” ujarnya.
Waspadai gizi buruk
Pada anak usia di atas 6 bulan, Irna mengingatkan orang tua dapat memberikan menu lengkap dengan tekstur yang lebih lembut untuk menghindari anak tersedak. Porsi yang disarankan pun dalam jumlah yang sedikit-sedikit namun sering, misalkan porsi kecil dengan lima kali makan dalam sehari.
“Kalau anak itu terjadi malnutrisi atau gizi buruk, walaupun dioperasi, khawatirnya adalah masa penyembuhannya sangat lama. Bisa jadi karena cadangan kebutuhan gizi di dalam tubuhnya kurang optimal,” paparnya.
Dengan status gizi buruk, Irna mengatakan anak dengan PJB sangat rentan terjadi gangguan metabolisme atau gangguan saluran cerna yang dapat berujung pada kondisi gizi buruk karena kebutuhan nutrisi yang tidak tercukupi dengan baik.
“Ketika anak kekurangan gizi, salah satu faktor yang paling rawan adalah terjadi infeksi berulang. Apabila jantungnya ada infeksi, itu yang sering menyebabkan kondisi penyembuhannya juga cukup lama,” tegasnya.
Baca juga: Yang Perlu Disiapkan Orang Tua Pasca Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Dioperasi