TEMPO.CO, Jakarta -Psikometri merupakan cabang ilmu psikologi yang berkaitan dengan konstruksi alat asesmen, instrumen pengukuran, dan model formal yang dapat berfungsi untuk menghubungkan fenomena yang dapat diamati dalam proses rekrutmen karyawan. Demikian pendapat dari ahli psikometri dari University of Amsterdam Denny Borboom dikutip dari Psychometric Society.
Karena banyak pertanyaan yang dipelajari psikometrik melampaui batas-batas disiplin ilmu, dan menyangkut masalah umum pengukuran dan analisis data, batas-batas disiplin itu tidak pakem. Psikometri sangat terkait erat dengan metodologi dan statistik. Teknik psikometri banyak digunakan di seluruh ilmu pengetahuan, dan telah menemukan aplikasi dalam pengujian pendidikan, genetika perilaku, sosiologi, ilmu politik, dan ilmu saraf.
Baca : Cara Rekrutmen yang Bikin Difabel Kehilangan Kesempatan Bekerja
Ahli psikometrik lainnya, Henk Kelderman dari Leiden University memaparkan bahwa pengukuran dan kuantifikasi diterapkan di mana-mana dalam masyarakat modern. Pada awal modernitas, revolusi ilmiah memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk ukuran fisik seperti suhu, tekanan, dan sebagainya.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, revolusi serupa terjadi dalam psikologi dengan pengukuran kecerdasan dan kepribadian. Peran penting dimainkan oleh Psikometri yang awalnya didefinisikan sebagai "seni memaksakan pengukuran dan angka pada operasi pikiran".
Tes psikometri berguna untuk rekrutmen karyawan
Mengutip Institute of Psychometric Coaching, tes psikometri adalah metode standar dan ilmiah yang digunakan untuk mengukur kemampuan mental dan gaya perilaku individu. Tes psikometri dirancang untuk mengukur kesesuaian kandidat untuk suatu peran berdasarkan karakteristik kepribadian dan bakat atau kemampuan kognitif yang dibutuhkan.
Ini dapat mengidentifikasi sejauh mana kepribadian dan kemampuan kognitif kandidat cocok dengan yang dibutuhkan untuk melakukan peran tersebut. Informasi yang dikumpulkan dari tes psikometri ini juga mengidentifikasi aspek tersembunyi dari kandidat rekrutmen karyawan yang sulit dilihat dari wawancara tatap muka.
Sebagian besar tes psikometri dapat dikelompokkan menjadi dua. Kelompok tes psikometri pertama mengukur kemampuan kognitif atau bakat. Pada salah satu contoh praktiknya, responden akan diminta untuk menyelesaikan daftar pertanyaan dalam waktu yang dibatasi.
Mereka yang lebih baik dalam kemampuan kognitif akan dapat menyelesaikan lebih banyak soal dengan benar daripada mereka yang kurang kuat dalam kemampuan yang diukur. Kelompok tes psikometri ini meliputi tes seperti tes abstrak, tes numerik, tes verbal, tes mekanik dan tes kecerdasan emosional.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Google Rekrut 500 Calon Karyawan dengan Autisme, Begini Proses Seleksinya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.