Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Sindrom Tarsal Tunnel?

image-gnews
Ilustrasi kaki. Unsplash.com/Jan Romero
Ilustrasi kaki. Unsplash.com/Jan Romero
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom Tarsal Tunnel atau disingkat TTS adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika saraf tibialis pada tarsal tunnel mengalami kerusakan atau tertekan.

Saraf tibialis merupakan saraf yang terdapat di pergelangan kaki bagian dalam. Saraf ini melintang melalui tarsal tunnel, yakni sebuah bagian berbentuk terowongan di area dalam pergelangan kaki yang terdiri dari tulang dan ligamen.

Orang yang memiliki TTS dapat mengalami nyeri, kesemutan, mati rasa, sensasi terbakar, atau kelemahan pada pergelangan kaki. Mengutip John Hopkin Medicine, TTS dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi yang merusak atau menekan saraf tibialis, penyebabnya dapat meliputi:

  • Kaki datar atau fallen arches.
  • Pembengkakan yang disebabkan oleh keseleo pada pergelangan kaki.
  • Penyakit seperti radang sendi atau diabetes, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan kompresi saraf.
  • Varises, kista ganglion, tendon bengkak atau taji tulang.

Selain itu, TTS dapat terjadi lebih parah jika terlalu sering memberikan beban aktivitas berat pada pergelangan kaki, seperti berolahraga dengan keras dan rutin.

Diagnosis TTS yang tepat membutuhkan perhatian dari ahli saraf berpengalaman dan spesialis saraf. Penting bagi dokter untuk menentukan tingkat keparahan kondisi untuk merekomendasikan rencana perawatan yang tepat. Pemeriksaan diagnostik untuk TTS mungkin melibatkan:

  • Pemeriksaan klinis yang komprehensif
  • Riwayat medis lengkap
  • Pengujian listrik (EMG atau studi konduksi saraf)
  • Imaging (sinar-X, CT scan, atau MRI).

Mengutip Cleveland Clinic, gejala sindrom turnnel dapat ditangani dengan perawatan mandiri di rumah yang meliputi:

  • Istirahat: Mengistirahatkan kaki selama beberapa hari atau minggu dapat meningkatkan penyembuhan dan mencegah cedera lebih lanjut.
  • Es: Gunakan kompres es hingga 20 menit, beberapa kali sehari. Mengompres kaki dengan es dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
  • Kompresi dan elevasi: Perban atau penyangga elastis dapat digunakan di sekitar pergelangan kaki. Mengangkat kaki sejajar jantung bila memungkinkan dapat mengurangi peradangan.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID): NSAID yang dijual bebas seperti ibuprofen dapat mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dokter juga dapat merekomendasikan perawatan non bedah seperti:

  • Kawat gigi, gips atau belat: Gips atau belat menjaga kaki tetap di tempatnya untuk mendorong penyembuhan saraf. Pada pasien dengan kaki rata atau gejala yang parah, dokter mungkin merekomendasikan penyangga untuk mengurangi tekanan pada kaki.
  • Ortotik:  Sisipan sepatu khusus atau ortotik dapat membantu kaki mempertahankan lengkungan yang tepat. Posisi ini mengurangi gerakan yang menyebabkan kompresi saraf. Stabilitas atau sepatu yang dikendalikan gerakan juga membuat kaki tidak mengalami pronasi dan mengurangi ketegangan pada saraf.
  • Terapi fisik: Terapis fisik memnberikan latihan dan peregangan untuk meningkatkan kekuatan dan jangkauan gerak.
  • Suntikan steroid: Dokter juga dapat meresepkan steroid oral atau suntikan steroid untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Jika gejala TTS masih parah setelah mencoba perawatan nonbedah, dokter mungkin merekomendasikan prosedur operasi. Tersedia operasi yang dapat melepaskan saraf tibialis atau memperlebar tarsal tunnel

HATTA MUARABAGJA

Pilihan Editor: 10 Kondisi Kesehatan yang Menyebabkan Kaki Kesemutan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aktivitas Sederhana Sehari-hari yang BIsa Memicu Nyeri Panggul

28 hari lalu

Nyeri panggul. Shutterstock
Aktivitas Sederhana Sehari-hari yang BIsa Memicu Nyeri Panggul

Nyeri panggul umum terjadi selama kehamilan dan dapat menyerang yang tidak hamil karena kebiasaan tertentu seperti aktivitas harian.


Penyebab Tangan Sering Kesemutan, dari yang Ringan sampai Berat

30 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang pergelangan tangan. Freepik.com
Penyebab Tangan Sering Kesemutan, dari yang Ringan sampai Berat

Masalah kesehatan dan gangguan autoimun bisa menyebabkan kerusakan saraf dan memicu kesemutan di jari-jari, tangan, dan lengan.


DBS, Cara Modern Penanganan Pasien Penyakit Parkinson

38 hari lalu

Legenda sepak bola Jerman Franz Beckenbauer berpose setelah dimasukkan ke dalam Hall of Fame, sebuah pameran permanen untuk menghormati legenda sepak bola Jerman di Museum Sepak Bola Jerman di Dortmund, Jerman, 1 April 2019. Beckenbauer kerap didera penyakit diantaranya parkinson, demensia dan sempat melakukan operasi jantung pada tahun 2016 dan 2017. Ina Fassbender/Pool via REUTERS/File Photo
DBS, Cara Modern Penanganan Pasien Penyakit Parkinson

Pengobatan Parkinson saat ini ada metode operasi DBS atau pemasangan cip di otak pasien yang dapat mengurangi efek penyakit.


Atasi Nyeri Secara Lebih Optimal dengan IPM, Apa Itu?

57 hari lalu

Ilustrasi wanita alami nyeri bahu. Foto: Freepik.com/8photo
Atasi Nyeri Secara Lebih Optimal dengan IPM, Apa Itu?

Dokter mengatakan manajemen intervensi nyeri (IPM) dapat menunjang pengelolaan dan penanganan berbagai masalah nyeri secara lebih optimal.


Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Gelaran JPNSC 2024, Bahas Inovasi Penanganan Nyeri

10 Juli 2024

Ketua MPR RI Bambang Soestyo saat menerima Kunjungan penyelenggara JPNSC 2024, di Jakarta, Rabu 10 Juli 2024.
Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Gelaran JPNSC 2024, Bahas Inovasi Penanganan Nyeri

WHO memperkirakan sekitar 20 persen orang dewasa mengalami nyeri kronis, dengan peningkatan 10-20 persen setiap tahunnya.


6 Fakta yang Harus Diketahui Tentang DBD

4 Juli 2024

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
6 Fakta yang Harus Diketahui Tentang DBD

Penderita DBD akan mengalami gejala nyeri hebat, terutama pada tulang dan persendian, yang terasa seolah-olah patah.


Kasus Stroke Terus Meningkat, Perlu Lebih Banyak Ahli Penanganan Aneurisma

1 Juli 2024

Barrow Neurological Institute (BNI), bekerja sama dengan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Kementrian Kesehatan, Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) dan Aesculap Academy Indonesia melaksanakan pelatihan microsurgery/RS PON
Kasus Stroke Terus Meningkat, Perlu Lebih Banyak Ahli Penanganan Aneurisma

Seluruh dokter di tingkat provinsi di Indonesia perlu mampu menangani pembedahan clipping pada kasus stroke aneurisma otak


5 Tips Mengurangi Keparahan Gejala Menstruasi

28 Mei 2024

Ilustrasi wanita sakit perut saat menstruasi. TEMPO/ Rosdianahangka
5 Tips Mengurangi Keparahan Gejala Menstruasi

Ketidaknyamanan yang timbul akibat menstruasi dapat mempengaruhi atau mengganggu kegiatan sehari-hari.


Gejala Gangguan Mata pada Retina

22 Mei 2024

Ilustrasi Retina. shutterstock.com
Gejala Gangguan Mata pada Retina

Gejala awal penyakit retina dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan yang mungkin terjadi.


Inilah Kondisi Kesehatan yang Bisa Menyebabkan Kesemutan Berkelanjutan

14 Mei 2024

35-kosmo-kesemutan
Inilah Kondisi Kesehatan yang Bisa Menyebabkan Kesemutan Berkelanjutan

Kesemutan yang kronis mungkin merupakan tanda kerusakan saraf.