Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Cara Melakukan Diet Intermittent Fasting

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi diet. shutterstock.com
Ilustrasi diet. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain menurunkan berat badan, diet intermittent fasting membantu tubuh mengendalikan tekanan darah dan kolesterol karena tubuh melakukan pembakaran lemak lebih efektif saat berpuasa. Metode diet ini juga dapat membuat hormon insulin lebih sensitif terhadap makanan.

Diet ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Dilansir dari Medical News Today, berikut enam cara melakukan puasa intermiten:

1. Puasa selama 12 jam sehari

Aturan diet ini sederhana, seseorang perlu melakukan puasa 12 jam setiap hari. Menurut beberapa peneliti, puasa selama 10-16 jam bisa menyebabkan tubuh mengubah simpanan lemaknya menjadi energi, yang melepaskan keton ke dalam aliran darah sehingga dapat mendorong penurunan berat badan.

Jenis puasa intermiten ini merupakan pilihan yang baik untuk pemula. Hal ini karena waktu puasa relatif kecil, sebagian besar puasa terjadi saat tidur, dan orang tersebut dapat mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sama setiap hari.

2. Puasa selama 16 jam

Puasa selama 16 jam sehari dan makan selama 8 jam disebut metode 16:8 atau diet leangains. Selama diet ini, laki-laki berpuasa selama 16 jam setiap hari, dan perempuan berpuasa selama 14 jam. Jenis puasa intermiten ini bermanfaat bagi seseorang yang telah mencoba puasa 12 jam tetapi tidak mendapatkan manfaatnya.

Pada puasa ini, orang biasanya menyelesaikan makan malamnya pada jam 8 malam. Lalu melewatkan sarapan keesokan harinya, tidak makan lagi sampai siang. Penelitian menemukan bahwa membatasi waktu makan hingga 8 jam dapat melindungi mereka dari obesitas, peradangan, diabetes, dan penyakit hati.

3. Puasa 2 hari dalam seminggu

Orang yang melakukan diet 5:2 makan makanan sehat dalam jumlah standar selama 5 hari dan mengurangi asupan kalori pada 2 hari lainnya. Selama 2 hari puasa, pria umumnya mengonsumsi 600 kalori dan wanita 500 kalori.

Biasanya, orang memisahkan hari puasa mereka dalam seminggu. Misalnya, mereka berpuasa pada Senin dan Kamis serta makan teratur pada hari lainnya. Harus ada setidaknya 1 hari non-puasa di antara hari-hari puasa.

4. Puasa hari alternatif

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada beberapa variasi rencana puasa hari alternatif, yang melibatkan puasa dua hari sekali. Bagi sebagian orang, puasa alternatif berarti sama sekali menghindari makanan padat pada hari puasa, sementara orang lain mengizinkan hingga 500 kalori. 

Sebuah studi melaporkan bahwa puasa alternatif efektif untuk menurunkan berat badan dan kesehatan jantung pada orang dewasa yang sehat dan kelebihan berat badan. Para peneliti menemukan bahwa 32 peserta kehilangan rata-rata 5,2 kilogram (kg), selama periode 12 minggu.

Puasa ini adalah bentuk ekstrim dari puasa intermiten dan mungkin tidak cocok untuk pemula atau mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.

5. Puasa mingguan 24 jam

Puasa sepenuhnya selama 1 atau 2 hari dalam seminggu dikenal sebagai diet eat-stop-eat. Puasa ini membuat seseorang tidak makan selama 24 jam dari sarapan ke sarapan atau makan siang ke makan siang. Orang-orang yang menjalani diet ini dapat minum air putih, teh, dan minuman bebas kalori lainnya selama masa puasa.

Pengguna diet ini harus kembali ke pola makan yang teratur pada saat tidak puasa. Hal ini karena puasa 24 jam dapat mengurangi asupan kalori total seseorang tetapi tidak membatasi makanan tertentu yang dikonsumsi orang tersebut. Namun cara ini dapat menjadi tantangan, dan dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, atau mudah marah. 

6. The Warrior Diet

The Warrior Diet adalah bentuk puasa intermiten yang relatif ekstrim. Diet ini melibatkan makan sangat sedikit. Biasanya hanya beberapa porsi buah dan sayuran mentah, dengan puasa selama 20 jam, lalu makan satu kali di malam hari. Waktu untuk makan biasanya hanya sekitar 4 jam.

Selama fase makan 4 jam, orang harus memastikan bahwa mereka mengonsumsi banyak sayuran, protein, dan lemak sehat. Mereka juga harus memasukkan beberapa karbohidrat dalam makanannya. Namun ada beberapa risiko yang muncul karena tidak akan makan cukup nutrisi, seperti serat. Hal ini dapat meningkatkan risiko kanker dan memberikan efek buruk pada kesehatan pencernaan dan kekebalan tubuh.

WINDA OKTAVIA

Pilihan Editor: Mengenal Diet Intermittent Fasting dan Beberapa Tips Menjalankannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

10 hari lalu

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
Diet Mediterania dan Konsumsi Minyak Zaitun Bantu Kurangi Risiko Demensia

Diet Mediterania yang mengkonsumsi biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayuran, ikan, produk susu, dan minyak zaitun bantu kurangi risiko demensia.


Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

11 hari lalu

Ilustrasi Kismis Hitam/ANTARA/Shutterstock/Kriacho Oleksii
Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

Karena dibuat dari buah asli, kismis pun baik kesehatan karena mengandung tinggi serat yang baik buat pencernaan dan jantung


Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

17 hari lalu

Ilustrasi wanita muntah atau mual. Shutterstock
Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

Mual merupakan gejala dibanding kondisi kesehatan. Apa saja penyebabnya dan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?


Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

22 hari lalu

Ilustrasi mulut pria. Shutterstock
Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.


Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

27 hari lalu

Ilustrasi oseng pare tempe. Cookpad/Tri Yunianti
Sering Disisihkan dari Piring Makan karena Pahit, Ketahui Manfaat Luar Biasa Pare

Pare merupakan salah satu sayuran yang menyimpan beragam manfaat kesehatan yang luar biasa.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

33 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

33 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

35 hari lalu

Doa sahur sebaiknya dibaca agar mendapatkan keberkahan. Rasulullah SAW juga selalu membaca doa sahur, berikut informasinya. Foto: Canva
Puasa Syawal Berapa Hari? Ini Waktu Pelaksanaan dan Bacaan Niatnya

Puasa Syawal berapa hari? Puasa Syawal dilakukan selama 6 hari setelah Idul Fitri. Berikut ini ketentuan, waktu pelaksanaan, dan bacaan niatnya.


Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

36 hari lalu

Ilustrasi pengikut Islam Aboge. Dok TEMPO/Budi Purwanto
Rayakan Lebaran 12 April 2024, Siapa Jemaah Islam Aboge di Banyumas?

Jemaah Islam Aboge di Banyumas baru merayakan lebaran pada Jumat, 12 April 2024, sehari setelah Idul Fitri yang ditetapkan Kemenag. Siapakah mereka?


Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

41 hari lalu

Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images
Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

Ketupat sudah ada sejak masa pra-Islam di Indonesia, mulai populer untuk Idul Fitri atau lebaran sejak dikenalkan Sunan Kalijaga.