TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang sudah paham apa itu insomnia, yaitu sulit tidur di malam hari. Namun, pernahkah mendengar istilah gangguan tidur ortosomnia?
Ortosomnia adalah kekhawatiran tak bisa cukup tidur. Anda hanya berbaring tanpa bisa memejamkan mata karena memikirkan apakah waktu tidur cukup dan sibuk melihat jam untuk memastikan. Gangguan tidur ini dipicu pikiran yang berlebihan soal tidur, yang juga merupakan gejalanya.
"Hal ini bisa mempengaruhi waktu tidur dan bangun di pagi hari," kata spesialis perilaku tidur Donna Fairley, dikutip dari Hello.
Dampaknya tentu saja munculnya kecemasan, perubahan suasana hati, bahkan depresi.
"Kurang tidur bisa membuat orang tak bisa berpikir jernih dan menjaga emosi. Penelitian bahkan menunjukkan masalah ini bisa mengganggu hubungan dan masalah suasana hati seperti rasa marah dan depresi," tambahnya.
Ilustrasi wanita tidur bermasalah. Freepik.com/Jcomp
Cara mengatasi
Beberapa cara bisa dilakukan untuk mempermudah tidur, di antaranya menyalakan lilin dengan aroma menenangkan, menggunakan minyak aromaterapi, atau menyemprotkan ruangan dengan aroma yang bisa membuat mengantuk.
Untuk mengatas gangguan tidur termasuk insomnia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yakni:
-Cari sumber permasalahan yang membuat sulit tidur.
-Menulis sesuatu untuk mengusir pikiran berlebihan soal tidur.
-Cari posisi tidur yang nyaman.
-Tidur lebih awal.
-Jernihkan pikiran yang bisa menjadi semacam meditasi.
Pilihan Editor: Sering Terjaga di Malam Hari? Kenali Gejala dan Penyebab Insomnia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.