TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit jantung adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Ini meliputi berbagai kondisi yang mempengaruhi jantung seperti penyakit arteri koroner, aritmia, cacat jantung bawaan dan penyakit otot jantung. Selain deretan penyakit jantung tersebut, terdapat penyakit jantung lainnya bernama kardiomiopati.
Mengutip Mayo Clinic, kardiomiopati merupakan kelainan pada otot jantung yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ini berkaitan dengan penebalan otot jantung yang tidak normal. Berikut deretan gejala kardiomiopati:
1. Sesak napas
Kesulitan jantung dalam memompa darah secara efisien dapat menyebabkan sesak napas. Hal ini terjadi baik saat beraktivitas maupun tidak.
2. Ketidaknyamanan pada dada
Mengutip National Health Service (NHS), jenis kardiomiopati ada berbagai macam, yakni kardiomiopati hipertrofik, kardiomiopati restriktif, hingga kardiomiopati takotsubo yang semuanya berkaitan dengan melemahnya otot jantung.
3. Pusing
Berputarnya segala sesuatu di jangkauan penglihatan sekitar merupakan sensasi pusing yang dapat dirasakan oleh pengidap kardiomiopati. Hal itu bisa memicu sakit kepala, bahkan mungkin pingsan. Irama jantung yang lambat menjadi penyebab gejala ini.
4. Palpitasi jantung
Seperti yang telah disebut sebelumnya, kardiomiopati merupakan kondisi jantung yang tidak dapat memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh. Akibatnya, pengidap kardiomiopati bisa mengalami kelelahan, sesak napas, hingga palpitasi jantung. Palpitasi jantung mengacu pada jantung yang berdetak dengan kencang. Itu dapat terjadi selama masa stres ekstrim, olahraga, atau kondisi medis tertentu.
5. Faktor risiko
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko kardiomiopati. Melansir Mayo Clinic, meliputi riwayat keluarga dengan kardiomiopati, gagal jantung, serangan jantung mendadak, tekanan darah tinggi jangka panjang, obesitas, konsumsi alkohol jangka panjang, penggunaan obat terlarang dan pengobatan dengan obat kemoterapi tertentu dan radiasi untuk kanker. Selain itu, kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit tiroid, hemokromatosis, dan gangguan jaringan ikat dapat meningkatkan risiko penyakit ini.
HATTA MUARABAGJA
Pilihan Editor: 3 Tipe Kondisi Lemah Jantung Kardiomiopati dan Gejalanya