TEMPO.CO, Jakarta - Kemenkes menyatakan bahwa stunting masih menjadi masalah kesehatan yang banyak terjadi di wilayah Indonesia. Berbicara pada tahun 2022 saja, kasus ini sudah mencapai mencapai 21,6% (SSGI 2022). Keadaan ini diperparah dengan stunting yang bersifat irreversible yang berarti sangat tidak mungkin dipulihkan setelah anak berusia lebih dari 2 tahun.
Untuk itu bagi calon orang tua dan sedang menjalani peran tersebut, wajib memperhatikan kondisi diri sendiri dan pasangan yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Perhatikan pula catatan dalam KMS (Kartu Menuju Sehat).
Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali. Antara lain, wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, pubertas lambat, berat badan ringan dari anak seusianya, lambatnya pertumbuhan tubuh dan gigi, hingga fokus yang buruk. Berikut cara untuk mencegah stunting sejak kehamilan ibu.
1. Menyediakan Sanitasi dan Air Bersih
Menyediakan jaminan sanitasi dan air bersih akan melindungi anak dari berbagai infeksi yang mengganggu kesehatannya hingga dewasa. Anak-anak juga rawan diare penyebab stunting. Di mana mereka terkojtaminasu oleh kotoran dari lingkungan yang masuk ke tubuh. Pastikan anak Anda rajin mencuci tangan pada air mengalir dengan sabun. Kemudian, cegah anak melakukan BAB dan buang air kecil di sembarang tempat.
2. Memberikan MPASI yang Optimal
Standar kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa bayi 6-23 bulan wajib diberikan MPASI yang tepat dan optimal. Artinya, berilah 4-7 lebih aneka makanan bergizi seperti olahan umbi-umbian, olahan susu, dan kacang-kacangan. Ada juga batasan pemberian MPASI tersebut. Anda bisa memberinya rutin 2 kali sehari jika anak yang mendapatkan ASI berusia 6-8 bulan. Lalu, berilah 3 kali sehari bagi usia 9-23 bulan dengan kondisi yang sama. Namun, bagi anak tanpa ASI yang berusia 6-23 bulan harus mendapatkan makan minimal 4 kali sehari dengan porsi pas.
3. Memenuhi Kebutuhan Gizi Sejak Hamil
Memenuhi gizi sejak masa kehamilan adalah cara pencegahan stunting yang paling efektif. Seorang ibu hamil pun harus memastikan kesehatan mentalnya. Kemenkes memberi woro-woro agar setiap ibu hamil memenuhi gizi seimbang dan mengikuti anjuran kesehatan ala resep dokter. Selain itu, tambahkan suplemen atau vitamin herbal yang terjamin aman. Jangan sampai terlambat pula untuk melakukan pemeriksaan rutin ibu dan anak.
4. Perbaiki Posisi Menyusui
Menyusui anak terkesan sangat mudah. Namun, bagaimana jika posisi yang salah akan menyebabkan anak terkena stunting? Pasalnya, air susu ibu yang keluar dari posisi menyusui yang salah ini akan berpotensi tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi. Dengan demikian, bayi Anda tidak mencapai berat badan normal dengan standar anak seusianya menurut medis. Posisi menyusui yang sudah pasti benar adalah jika kepala dan mulut bayi Anda melekat pas pada payudara.
5. Hindari Paparan Asap Rokok
Rokok tembakau memang memiliki zat-zat yang beracun bagi pernafasan dan menyalur ke janin. Jika Anda adalah seorang ibu hamil dan perokok, maka relakan dengan sepenuh hati untuk berhenti merokok. Ajak juga suami Anda untuk melakukan hal tersebut. Paparan asap rokok yang dihirup ibu hamil bisa memicu terjadinya stunting pada anak. Di mana, anak akan lahir prematur dan memiliki berat badan kelahiran yang rendah. Namun, menghindari asap rokok saja tidak cukup. Anda perlu melindungi diri dari berbagai polusi udara lainnya seperti debu di dalam maupun di luar rumah. Lalu, pastikan lingkungan Anda bebas dari kuman dan virus. Gunakan masker jika sedang membersihkan rumah dan bepergian.
Pilihan editor: Pentingnya Orang Tua Terapkan Asah, Asih, Asuh Dalam 2 Tahun Pertama Usia Anak
NIA HEPPY | ALFI MUNA SYARIFAH