TEMPO.CO, Jakarta - Direktur eksekutif Yayasan Pulih, Dian Indraswari, mengingatkan kekerasan dalam hubungan secara psikis banyak terjadi namun kadang tidak disadari sehingga penting untuk mengetahui tanda-tandanya.
"Dari berbagai bentuk kekerasan, yang paling banyak terjadi di ranah personal adalah kekerasan psikis yang kadang mungkin tidak kita sadari," kata psikolog dari Universitas Indonesia itu.
Setidaknya ada sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan. Menurut Dian, tanda kekerasan psikis dalam hubungan pertama yang paling sering terjadi adalah pasangan manipulatif, yang berusaha mengendalikan emosi dan pikiran Anda. Misalnya, ketika ada perbedaan pendapat dia akan memanipulasi pikiran Anda dan menganggap pendapat Anda selalu salah.
"Akhirnya, kita terpaksa mengikuti dia. Salah satu bentuk kekerasan atau tidak itu dari persetujuan. Ketika sebetulnya kita tidak setuju dengan pendapatnya tapi terpaksa menyetujuinya dan terus menerus, itu jadi salah satu tanda kekerasan," ujar Dian.
Tanda kedua adalah ketika pasangan selalu mengontrol apa yang Anda lakukan, mulai dari cara bergaul hingga berpenampilan. "Sehingga kita tidak punya kebebasan lagi untuk menentukan langkah, bahkan dalam sisi pakaian atau seperti apa kita berpenampilan," jelasnya.
Kemudian, tanda kekerasan dalam hubungan yang ketiga adalah mengintrusi. Misalnya, ketika pasangan memaksa untuk membagikan lokasi atau kata sandi akun media sosial Anda. "Atau sudah share location, kemudian dia memaksa video call untuk memastikan bahwa kamu benar-benar di situ dan dengan siapa saja. Itu juga jadi ciri kekerasaan yang meskipun dari hal kecil bisa jadi besar," tutur Dian.
Bantu hubungan lebih sehat
Selanjutnya, tanda-tanda kekerasan dalam hubungan yang keempat adalah mengabaikan ketika sedang ada masalah atau silent treatment. Kelima, mengancam jika Anda tidak menuruti permintaannya. Keenam, meremehkan. Ketujuh, cemburu berlebihan.
Kedelapan, mengisolasi. Artinya, ketika pasangan meminta Anda untuk memutus hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Kesembilan, mengintimidasi atau membuat Anda merasa takut mengungkapkan pendapat atau perasaan.
Jika mengalami beberapa dari tanda tersebut, YSL Beauty Indonesia bersama Yayasan Pulih melalui program "Abuse is Not Love" hadir untuk membantu hubungan menjadi lebih sehat melalui pelatihan bersama para ahli yang dapat diikuti secara gratis.
"Program Abuse is Not Love ini berfokus pada dua hal, yaitu prevention dan identification. Kita ingin mengajak masyarakat umum, khususnya anak muda, untuk dapat mengidentifikasi tentang kekerasan dengan pasangan. Dalam program ini kita akan memperkenalkan sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan," kata Brand General Manager YSL Beauty Indonesia, Erlangga Satrio.
Pilihan Editor: Ciri Pasangan yang Perlu Dicoret dari Rencana Masa Depan