TEMPO.CO, Jakarta - Jutaan orang jemaah haji berkumpul di Mekah, Arab Saudi untuk menjalankan rangkaian ibadah haji, namun suhu yang tinggi di daerah tersebut menjadi faktor utama yang menyebabkan risiko terjadinya heat stroke.
Apa itu heat stroke?
Menurut NHS (National Health Service), heat stroke adalah kondisi serius yang terjadi ketika tubuh terlalu panas dan tidak dapat mendinginkan diri sendiri secara efektif. Ini adalah bentuk yang paling parah dari penyakit yang terkait dengan panas.
Baca juga:
Heat stroke dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius dan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Kenapa jemaah haji berisiko heat stroke?
Arab Saudi memiliki iklim gurun dengan suhu yang sangat panas, terutama selama musim panas ketika pelaksanaan ibadah haji berlangsung. Suhu di Mekah dapat mencapai di atas 40 derajat Celsius, bahkan melebihi 45 derajat Celsius pada beberapa kesempatan.
Paparan terus-menerus terhadap suhu tinggi ini, terutama selama kegiatan di luar ruangan seperti berjalan kaki di sekitar Ka'bah dan lempar jumrah, meningkatkan risiko terjadinya heat stroke.
Selain itu, jemaah haji sering berada dalam kerumunan besar, seperti di Masjidil Haram, di mana suhu udara dapat meningkat lebih lanjut karena efek urban heat island. Kurangnya ventilasi yang memadai dan tingkat kelembapan yang rendah juga dapat memperburuk situasi.
Selama pelaksanaan ibadah haji, jemaah seringkali berada dalam keadaan yang melelahkan secara fisik. Mereka melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti berjalan jarak yang panjang, di bawah paparan sinar matahari yang kuat.
Kombinasi antara aktivitas fisik yang berat, suhu tinggi, dan kelelahan bisa menyebabkan tubuh kehilangan cairan secara cepat dan mengganggu mekanisme termoregulasi tubuh.
Faktor-faktor tersebut sejalan dengan pernyataan dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) yang menyoroti beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami heat stroke.
Beberapa faktor tersebut meliputi usia lanjut, gangguan kesehatan kronis seperti penyakit jantung atau diabetes, obesitas, kurangnya hidrasi yang memadai, aktivitas fisik yang berat di bawah paparan panas yang tinggi, serta penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Pencegahan heat stroke
Oleh karena risiko tersebut, sangat penting bagi jemaah haji untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
- Memastikan diri tetap terhidrasi dengan minum air yang cukup sepanjang hari.
- Menggunakan pakaian yang longgar, ringan, dan berbahan menyerap keringat.
- Menghindari paparan sinar matahari langsung dengan menggunakan pelindung matahari seperti topi, payung, dan kacamata hitam.
- Istirahat yang cukup untuk memulihkan energi tubuh.
- Menghindari aktivitas fisik yang berat saat suhu terlalu tinggi.
- Mengenali tanda-tanda awal heat stroke seperti pusing, mual, kulit kemerahan, dan menggigil.
Dengan kesadaran akan bahaya heat stroke dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan jemaah haji dapat menjalankan ibadah haji dengan aman dan nyaman tanpa menghadapi risiko yang tidak diinginkan.
Penting bagi setiap individu untuk memperhatikan kesehatan diri sendiri dan orang lain, dan mencari bantuan medis segera jika ada tanda-tanda heat stroke atau kondisi medis yang membutuhkan perhatian serius.
Pilihan editor : Saran Dokter Agar Jemaah Haji Terhindar dari Heat Stroke