Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendadak Diam Tak Mau Bicara, Apa Itu Selective Mutism?

image-gnews
Ilustrasi dua wanita mengobrol. shutterstock.com
Ilustrasi dua wanita mengobrol. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selective mutism tidak berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk berbicara. Kondisi itu dipengaruhi gangguan kecemasan yang membuat seseorang, biasanya anak-anak sulit berbicara atau diam saat berada dalam situasi atau bersama orang tertentu.

Selective mutism diartikan kondisi mendadak tidak mampu berbicara dalam situasi tertentu, dikutip dari WebMD.  Adapun penyebab mutisme selektif itu, tidak sepenuhnya bisa dijelaskan secara memerinci. Namun, inti kondisinya kuat dipengaruhi riwayat kecemasan dan gangguan psikologis pribadi.

Apa itu selective mutism?

Mengutip Healthline, selective mutism gangguan kecemasan yang sering dan rentan dialami anak-anak. Biasanya mutisme selektif muncul di antara usia tiga tahun hingga enam tahun. Saat fase anak-anak masuk sekolah dan untuk pertama kali mulai berinteraksi dengan banyak orang baru.

Walaupun kondisi itu digambarkan menggunakan kata selektif, namun sebenarnya tidak memilih momen berbicara. Kata selektif diartikan sebagai orang yang tetap bisa bicara tapi hanya dalam kondisi dan bersama orang-orang yang sudah terbiasa bersama dia. Kondisi selective mutism saat masih anak-anak sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli psikologi, karena bisa berakibat berlanjut sampai dewasa. 

Adapun selective mutism bisa ditinjau dari beberapa teori psikologi. Teori perilaku memandang diam selektif sebagai mekanisme pertahanan yang dipelajari. Tapi, tidak menyadari sikapnya untuk mengatasi kecemasan. Singkatnya, respons diam membuat orang tidak bisa berbicara ketika dalam situasi sosial yang asing atau tidak nyaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun teori kecemasan sosial memandang diam selektif itu faktor dari luar. Itu respons  bentuk ekstrem kecemasan sosial. Biasanya ditandai sering menghindari berbicara di depan umum atau dengan orang yang tidak dikenal. 

Menurut teori psikologi perkembangan, anak-anak dengan kesulitan berbicara mungkin dipengaruhi intimidasi atau ejekan dari teman sebayanya, terutama saat masuk sekolah. Pengalaman itu bisa menyebabkan rasa malu, bahkan menghindari berbicara di tempat yang dirasa tak aman.

Adapun teori psikodinamika memandang anak-anak menolak untuk berbicara dengan sengaja sebagai cara untuk menghukum orang tua karena marah. Tapi, minat untuk berpedoman terhadap teori ini sudah makin menurun digantikan oleh berbagai laporan penelitian terbaru.

Pilihan Editor: Terapi Wicara, Manfaat dan Tujuannya

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cointelpro, Program Ilegal FBI Memata-matai Warga Amerika Serikat Sendiri dengan 5 Metode

4 hari lalu

Logo FBI.
Cointelpro, Program Ilegal FBI Memata-matai Warga Amerika Serikat Sendiri dengan 5 Metode

Cointelpro menargetkan kelompok dan individu yang menurut FBI subversif. Program ini dikritik sebagai upaya pemerintah memata-matai warganya sendiri.


Temuan Komnas HAM Soal Bentrok di Pulau Rempang, Ada Selongsong Gas Air Mata dan Warga Terintimidasi

4 hari lalu

Polisi menembakkan gas air mata saat membubarkan unjuk rasa warga Pulau Rempang di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Senin, 11 September 2023. Aksi yang menolak rencana pemerintah merelokasi mereka tersebut berakhir ricuh. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Temuan Komnas HAM Soal Bentrok di Pulau Rempang, Ada Selongsong Gas Air Mata dan Warga Terintimidasi

Selongsong gas air mata ditemukan di atap sekolah, sebelumnya polisi sebut karena terbawa angin. Berikut sederet temuan Komnas HAM di Pulau Rempang.


Sekuriti Intimidasi Wartawan Saat Liput Ledakan RS Eka Hospital BSD

6 hari lalu

Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Kota Tangerang Selatan, Kamis 21 September 2023. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Sekuriti Intimidasi Wartawan Saat Liput Ledakan RS Eka Hospital BSD

Atas kejadian intimidasi sekuriti RS Eka Hospital BSD ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan LBH Pers mengecam keras


AJI: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat, Siapa Pelaku dan Kota Mana Kasus Tertinggi?

15 hari lalu

Sejumlah jurnalis mengumpulkan kartu pers mereka saat menggelar aksi menolak kekerasan terhadap jurnalis di kawasan nol kilometer Denpasar, Bali, 4 Oktober 2016. TEMPO/Johannes P. Christo
AJI: Kekerasan Terhadap Jurnalis Meningkat, Siapa Pelaku dan Kota Mana Kasus Tertinggi?

Dalam 3 tahun terakhir, kasus kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia terus meningkat. Aparat kepolisian ada di indeks angka tertinggi sebagai pelaku


Jungkook BTS Benci Serangga, Apakah Mengidap Entomophobia?

26 hari lalu

Jungkook BTS menjadi bintang tamu acara bincang-bincang Suchwita yang dipandu rekan segrupnya, Suga BTS. (Tangkapan layar Youtube.com/Bangtan TV)
Jungkook BTS Benci Serangga, Apakah Mengidap Entomophobia?

Ketakutan atau fobia yang dimiliki seseorang bisa berbeda, termasuk Jungkook BTS takut terhadap serangga. Mengidap enthomophobia?


Masalah HAM di Papua Dianggap Masih Buruk, Penegakan Hukumnya Kurang

29 hari lalu

Mathius Murib selaku Direktur Perhimpunan Advokasi Kebijakan (PAK) HAM Papua menyampaikan pendapatnya dalam Diskusi Terfokus Rekomendasi UPR Komnas HAM Siklus ke-4, yang dilaksanakan via daring melalui Zoom pada Rabu, 30 Agustus 2023. Tempo/I Gusti Ayu Putu Puspasari
Masalah HAM di Papua Dianggap Masih Buruk, Penegakan Hukumnya Kurang

Direktur Perhimpunan Advokasi Kebijakan HAM Papua Mathius Murib menyatakan masalah HAM di Papua itu saat ini bukannya membaik, namun tambah rumit.


Mengenali Anxiety alias Gangguan Kecemasan: Penyebab dan Gejalanya

30 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Mengenali Anxiety alias Gangguan Kecemasan: Penyebab dan Gejalanya

Anxiety merupakan istilah yang belakangan ini sering terdengar yang bermakna gangguan kecemasan. Bagaimana kondisi ini bisa terjadi dan apa gejalanya?


Koalisi Masyarakat Desak Jokowi Reformasi Hukum di Lingkungan Militer Buntut Tak Diprosesnya Mayor Dedi Hasibuan

43 hari lalu

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Hamim Tohari. ANTARA/HO-Dispenad.
Koalisi Masyarakat Desak Jokowi Reformasi Hukum di Lingkungan Militer Buntut Tak Diprosesnya Mayor Dedi Hasibuan

Keputusan Puspom TNI dan Puspomad TNI yang tidak memproses pidana Mayor Dedi Hasibuan akan dianggap sebagai pembenaran atas aksi intimidasi.


Tulang Tenggorokan Sultan Hancur Usai Terjerat Kabel Serat Optik: Risiko Syaraf Bicara Rusak?

57 hari lalu

Sultan Rifat Alfatih saat dibantu makan lewat selang oleh sang ibu di kediamannya, di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa 1 Agustus 2023. Sultan adalah korban terjerat kabel optik di jalan di Cilandak, Jakarta Selatan, pada Januari lalu. TEMPO/Muhammad Iqbal
Tulang Tenggorokan Sultan Hancur Usai Terjerat Kabel Serat Optik: Risiko Syaraf Bicara Rusak?

Tulang tenggorokan Sultan Rifat remuk tersayat kabel serat optik. Pita suaranya juga diduga putus setelah ia mengalami kecelakaan itu.


10 Jenis Fobia Paling Populer, Apa Saja?

25 Juli 2023

Ilustrasi wanita menolak makanan atau fobia makan. shutterstock.com
10 Jenis Fobia Paling Populer, Apa Saja?

Fobia adalah ketakutan berlebihan terhadap sesuatu, kegiatan, atau situasi tertemtu. Berikut adalah 10 jenisn fobia yang paling populer. Apa saja?