TEMPO.CO, Jakarta - Pesepakbola Inggris, Dele Alli, baru-baru ini mengakui kecanduan obat tidur dalam sebuah wawancara dengan The Overlap. Buat penderita insomnia, obat tidur memang dapat membantu bikin ngantuk dan mempermudah tidur. Pasalnya, kurang tidur bisa membuat lesu di siang hari.
Namun, obat tidur hanya boleh didapatkan dengan resep dokter, pilihan yang terpaksa, dengan penggunaan hanya beberapa hari atau pekan. Apalagi pil tidur punya efek samping jangka panjang.
Dilansir dari Express, dokter di Inggris, Paul Ettlinger, mengatakan, "Kecanduan obat tidur terjadi ketika tubuh beradaptasi dengan perubahan yang dibentuk obat tidur di otak dan akhirnya memunculkan gejala ketergantungan ketika berhenti mengonsumsinya. Kecanduan bahkan bisa terjadi hanya tujuh hari setelah penggunaan jika diminum melebisi dosis yang dianjurkan."
Ia pun menyebutkan gejala ketergantungan, seperti:
-Merasa perlu minum obat tidur di siang hari.
-Berpikir tak bisa tidur tanpa minum obat.
-Bersifat defensif jika ditanya orang lain soal pil tidur.
-Punya banyak resep dari pemberi yang berbeda-beda.
Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Efek samping yang bisa timbul antara lain halusinasi, kehilangan daya ingat, mengantuk, kebingungan, perubahan suasana hati, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Risiko yang mungkin terjadi pada penggunaan jangka panjang di antaranya:
-Kemungkinan dua kali lipat mengalami kecelakaan lalu lintas.
-Kemungkinan lima kali lipat mengalami masalah daya ingat dan konsentrasi.
-Empat kali lebih berisiko mengalami kelelahan di siang hari.
-Dua kali lebih berisiko jatuh dan mengalami patah tulang.
-Tidak stabil, linglung, kurang konsentrasi, gampang lupa.
-Demensia pada lansia.
-Overdosis
-Ketergantungan
-Kecanduan
Pilihan Editor: Ini Efek Samping Obat Tidur bila Dikonsumsi Berlebihan