TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1 persen atau sekitar 18 juta warga Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengatakan hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak.
"Kondisi itu memungkinkan terjadinya hepatitis B yang kronis," katanya menyambut Hari Hepatitis Sedunia ke-14 Tahun 2023, Jumat, 23 Juli.
Baca Juga:
Ia mengatakan penularan dari ibu yang terinfeksi pada anak merupakan salah satu penyebab tingginya prevalensi hepatitis B di Indonesia. Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B berisiko 90-95 persen berkembang menjadi hepatitis B kronis. Sementara yang terinfeksi setelah usia 5 tahun jarang mengalami infeksi kronis.
Karena itu, transmisi vertikal atau dari orang tua ke anak berkontribusi sekitar 50 persen dari beban penyakit hepatitis B secara global. Imran mengimbau ibu hamil untuk segera tes hepatitis ke fasilitas kesehatan agar bisa mencegah penularan ke anak. Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan pada ibu hamil, di antaranya melalui tes hepatitis dan vaksinasi.
“Upaya pencegahan hepatitis ini kami lakukan dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat," jelasnya.
Baca Juga:
Vaksin hepatitis B
Selain itu, pemerintah juga memberikan vaksin hepatitis B kepada ibu hamil untuk meningkatkan kekebalan, mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak, notifikasi pasangan sebelum mempunyai anak, melakukan uji saring infeksi menular lewat transfusi darah, serta penerapan kewaspadaan standar.
"Kemenkes sudah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi hepatitis B, antara lain melakukan pemberian vaksin hepatitis B dosis 1 pada bayi baru lahir usia 0 atau kurang dari 24 jam, dilanjutkan vaksinasi hepatitis B dosis selanjutnya sesuai program imunisasi nasional," paparnya.
Kemenkes juga melakukan pemeriksaan hepatitis B pada semua ibu hamil. Pada 2022, pemeriksaan hepatitis B dilakukan kepada ibu hamil di 489 kabupaten/kota dengan jumlah yang diperiksa melebihi 3,2 juta orang. Kemenkes juga memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate kepada ibu hamil yang terdiagnosis hepatitis B sejak 2022 dan saat ini tengah dilakukan di 180 fasilitas kesehatan di 34 kabupaten/kota di 17 provinsi.
“Ini sudah bertahap, nanti akan kami tambah wilayah untuk pemberian antivirus tenofovir disoproxil fumarate. Harapan kami tahun 2029 semua kabupaten/kota dapat memberikan obat antivirus tenofovir disoproxil fumarate pada ibu hamil,” harapnya.
Pilihan Editor: Hari Hepatitis Sedunia, Ragam Upaya Pemerintah untuk Menekan Kasusnya