TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan ulang botol plastik tampaknya menjadi alternatif untuk mengurangi limbah plastik sekali pakai. Namun, penggunaan ulang botol plastik air mineral perlu dipertimbangkan karena terdapat risiko mengganggu kesehatan.
Mengutip WebMD, botol plastik yang digunakan berulang kali cenderung menjadi tempat berkembang biaknya mikroba dan bakteri. Kondisi lembab di dalam botol serta sisa-sisa minuman yang tidak terbilas dengan baik dapat menjadi tempat ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, jamur, dan bahkan virus. Ini dapat menyebabkan risiko infeksi dan penyakit jika botol tidak dibersihkan secara teratur dan efektif.
Botol plastik air mineral yang awalnya dirancang untuk digunakan sekali pakai mengandung bahan kimia tertentu yang dapat terlepas ke dalam air saat botol diisi ulang. Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia ini dapat berdampak buruk pada kesehatan, termasuk potensi terjadinya gangguan hormonal dan masalah kesehatan lainnya.
Penggunaan berulang botol plastik air mineral bisa menyebabkan perubahan pada struktur fisik botol. Dikutip dari Hydro Cell, garis-garis kecil pada permukaan botol yang biasanya tidak terlihat dapat menjadi tempat penumpukan kotoran dan bakteri yang sulit dihilangkan meskipun dicuci. Hal ini dapat meningkatkan risiko kontaminasi.
Penggunaan ulang botol plastik dapat menyebabkan ketidaksempurnaan pada segel atau tutup botol. Hal ini bisa berakibat pada air yang terkontaminasi dari lingkungan luar, mengurangi kualitas air, dan mengakibatkan masalah kesehatan ketika diminum.
Botol plastik air mineral dirancang untuk satu kali pakai dan tidak diuji untuk ketahanan atau keamanan saat digunakan berulang kali. Karena itu, tidak ada jaminan keamanan kesehatan yang diberikan oleh produsen untuk penggunaan ulang botol ini.
Pilihan Editor: Mikroplastik di Balik Kemasan Botol dan Gelas Plastik
