TEMPO.CO, Jakarta - Tidur di atas pasir menjadi tradisi warga Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Jawa Timur. Mereka percaya, tidur di pasir merupakan warisan budaya leluhur dan bisa menjadi sumber terapi kesehatan. Benarkah demikian?
Dilansir dari Travoh, tidur dengan alas pasir dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh. Ketika tubuh beradaptasi dengan bentuk alas pasir, tekanan yang merata di seluruh permukaan tubuh dapat merangsang peredaran darah yang lebih baik. Ini bisa membantu mencegah kram otot, meredakan nyeri, dan mendukung kesehatan jantung.
Pasir memiliki tekstur yang lembut, namun efektif untuk eksfoliasi kulit. Selama tidur, gesekan antara kulit dan pasir dapat membantu mengangkat sel-sel kulit mati sehingga kulit terasa lebih halus dan segar setelah bangun tidur. Namun, penting untuk memastikan bahwa pasir yang digunakan bersih dan bebas dari kotoran atau benda tajam yang bisa menyebabkan luka.
Dikutip dari Softstar, tidur dengan alas pasir juga dapat memberikan perasaan koneksi dengan alam dan lingkungan. Beberapa orang menganggap bahwa pengalaman ini mengingatkan pada tidur di bawah langit terbuka atau di tepi pantai memberikan perasaan kedamaian dan keseimbangan dengan alam.
Meskipun ada sejumlah manfaat yang terkait dengan tidur dengan alas pasir, penting untuk mencatat bahwa ini tidak cocok untuk semua orang. Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman atau alergi terhadap pasir. Sebelum mencoba praktik ini, konsultasikan dengan ahli kesehatan.
Tidur dengan alas pasir adalah contoh menarik bagaimana praktik kuno dapat memiliki manfaat kesehatan yang tidak terduga. Namun, seperti halnya dengan segala praktik kesehatan alternatif, selalu penting untuk memilih apa yang terbaik bagi kesehatan dan kenyamanan.
Pilihan Editor: Tak Hanya Kebugaran, Inilah Berbagai Manfaat Dari Tidur Cukup
