TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara Jakarta, yakni di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek salah satunya diduga membikin Presiden Jokowi sakit batuk selama 4 minggu ke belakang.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno usai bertemu Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, untuk menerima arahan soal penanganan polusi udara di Jakarta.
"Presiden minta dalam waktu satu minggu ini ada langkah konkret karena Presiden sendiri sudah batuk, katanya sudah hampir 4 minggu beliau belum pernah merasakan seperti ini dan kemungkinan, dokter menyampaikan, ada kontribusi daripada udara yang tidak sehat dan kualitasnya buruk," ujar Sandiaga di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 14 Agustus.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin belum bisa memastikan batuk yang dialami Presiden Jokowi disebabkan oleh pengaruh udara kotor.
Jenis Batuk
Sakit batuk yang dialami Jokowi bisa jadi jenis batuk kering. Mengutip Healthline, batuk kering biasanya terjadi ketika ada peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan.
Batuk kering adalah batuk yang tidak menimbulkan lendir. Batuk jenis ini dapat bertahan selama beberapa minggu atau sampai pilek atau flu yang menyertai sembuh. Penyebab lain batuk kering dapat meliputi akibat adanya radang tenggorokan, sakit tenggorokan, croup, tonsilitis, radang selaput lendir, asma, alergi, penyakit gastroesophageal reflux (GERD), dan paparan iritasi seperti polusi udara, debu, atau asap.
NOVITA ANDRIAN | M JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan editor: Kasus ISPA Naik Akibat Polusi Udara Jakarta, Dinas Kesehatan DKI: Belum Masuk Kategori Darurat