TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hati berlemak terkait metabolik (MAFLD) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika lemak menumpuk di hati. Ini berpotensi menyebabkan kerusakan hati dan komplikasi kesehatan serius lainnya. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang signifikan terhadap MAFLD. Memahami hubungan antara keduanya sangat penting dalam mencegah dampak buruknya terhadap kesehatan hati.
Ahli Gastroenterologi, Asha Subba Lakshmi menyebut bahwa banyak penelitian telah membentuk hubungan yang kuat antara obesitas dan MAFLD. Orang yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan berisiko lebih tinggi terkena kondisi hati ini dibandingkan orang yang memiliki berat badan yang sehat.
“Kelebihan lemak tubuh dapat diangkut ke hati, di mana ia menumpuk dan menyebabkan perlemakan hati. Selain itu, obesitas dapat menyebabkan peradangan kronis, yang selanjutnya berkontribusi pada kerusakan hati dan perkembangan perlemakan hati,” kata Lakshmi seperti dikutip dari Times of India.
“MAFLD ada dalam spektrum, mulai dari kasus ringan dengan gejala minimal hingga bentuk yang lebih parah, seperti steatohepatitis non-alkohol (NASH). Pada tahap awal, perlemakan hati mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata, sehingga sulit untuk didiagnosis tanpa evaluasi medis. Namun, seiring berkembangnya kondisi, individu yang terdampak mungkin mengalami kelelahan, mual, sakit perut, dan tanda-tanda disfungsi hati lainnya,” jelasnya.
Menurut Lakshmi, MAFLD dapat menyebabkan kerusakan hati yang lebih parah dan komplikasi jika tidak segera diobati. NASH merupakan stadium perlemakan hati yang lebih lanjut dapat menyebabkan sirosis hati, gagal hati, bahkan berpotensi membuat penderitanya membutuhkan transplantasi hati.
Meskipun tidak ada obat yang khusus, MAFLD dapat dikelola secara efektif. Fokus utama pengobatan melibatkan penurunan berat badan dan penyesuaian gaya hidup. Mengadopsi gaya diet sehat yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak, sambil mengurangi lemak jenuh dan trans sangat penting. Aktivitas fisik secara teratur, seperti latihan aerobik dan latihan kekuatan, juga dapat berkontribusi pada fungsi hati yang lebih baik.
Bagi individu yang mengalami obesitas atau berisiko MAFLD, diagnosis dini sangat penting, demikian kata Lakshmi. Pemeriksaan kesehatan rutin, tes fungsi hati, dan studi pencitraan dapat membantu mendeteksi perlemakan hati pada tahap awal. Intervensi dini dan penyesuaian gaya hidup sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit hati berlemak terkait metabolik ke kondisi yang lebih parah.
Pilihan editor: Kenali Gejala Awal Penyakit Hati Berlemak yang Kerap Disepelekan