Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gejala Aritmia, dari Pusing sampai Pingsan. Waspadai Henti Jantung

Reporter

image-gnews
Yevgeny Kropotkin, seorang ahli bedah jantung melakukan operasi pada pasien dengan aritmia jantung di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin
Yevgeny Kropotkin, seorang ahli bedah jantung melakukan operasi pada pasien dengan aritmia jantung di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAritmia merupakan gangguan irama jantung yang dapat berupa denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur dan ini bisa berakibat fatal, seperti stroke dan gagal jantung apabila tidak segera mendapatkan penanganan. Ketua Perhimpunan Aritmia Indonesia (PERITMI) dr. Sunu Budhi Raharjo, Sp.JP (K), mengatakan pusing bisa menjadi salah satu gejala aritmia di samping indikasi lain seperti pingsan dan jantung berdebar.

"Pusing saja bisa merupakan gejala aritmia, kemudian pingsan menjadi satu gejala yang paling sering kami temukan karena aritmia. Yang paling sering itu berdebar dan yang paling ditakutkan aritmia menyebabkan henti jantung," kata Sunu.

Menurutnya, aritmia menjadi penyebab paling sering kondisi henti jantung, yakni 88 persen, seperti yang pernah dialami pesepakbola Denmark, Christian Eriksen, saat bertanding melawan Finlandia pada Juni 2021. Dalam menghadapi kondisi itu, maka bantuan hidup dasar menjadi utama bagi pasien berupa serangkaian upaya awal untuk mengembalikan fungsi pernapasan atau sirkulasi.

"Masalahnya henti jantung sering tidak bisa diprediksi sehingga terapi yang bisa membantu untuk bertahan jadi sangat penting," jelasnya.

Kasus masih tinggi
Sementara itu, Dewan Penasihat PERITMI Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K), menyebutkan data 2023 menunjukkan prevalensi aritmia secara umum sekitar 1,5-5 persen pada populasi global. Kemudian, aritmia yang paling sering terjadi yakni fibrilasi atrium (FA) dengan prevalensi global mencapai 46,3 juta kasus dan diperkirakan pada 2050 prevalensi FA akan terus meningkat hingga mencapai 72 juta kasus di Asia (di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta).

Menurut Dicky, orang dengan aritmia biasanya menunjukkan gejala seperti jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia), jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia), pusing, pingsan, cepat lelah, sesak napas, dan nyeri dada.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aritmia bisa terjadi pada siapa saja, sering muncul secara sporadis dan pada sebagian kecil pasien karena bawaan. Tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan orang terkena aritmia yaitu faktor usia, penyakit jantung koroner, penggunaan narkoba atau zat-zat tertentu, minum alkohol berlebihan, mengonsumsi obat-obat tertentu, merokok, dan mengonsumsi kafein berlebihan.

Dicky mengatakan penanganan aritmia dapat dilakukan dengan tindakan kateter ablasi yaitu tindakan untuk detak jantung yang tidak teratur dan terlalu cepat dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah ke jantung. Tindakan itu dikatakan memiliki angka keberhasilan tinggi sehingga menjadi pilihan pertama. Sementara pemberian obat-obatan hanya dapat meredam kemunculan aritmia tetapi tidak menyembuhkannya.

Penanganan aritmia juga dapat dilakukan dengan pemasangan alat Implantable Cadioverter Defibrillator (ICD) untuk mencegah henti jantung mendadak. Fungsi ICD pada dasarnya untuk mengembalikan fungsi jantung dengan cara memberikan kejut listrik ketika terjadi gangguan irama jantung. ICD adalah alat berukuran kecil yang ditanam di dalam dada untuk mengembalikan irama jantung yang tidak normal dan mempunyai baterai yang dapat bertahan hingga delapan tahun, tergantung pada frekuensi kerja alat tersebut.

Pilihan Editor: Waspada, Sering Pingsan Mendadak Petanda Alami Gangguan Sistem Kelistrikan Jantung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Aritmia Bersama Spesialis Jantung dari RS Siloam TB Simatupang

11 jam lalu

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K). Dok. RS Siloam
Memahami Aritmia Bersama Spesialis Jantung dari RS Siloam TB Simatupang

Di era modern saat ini, teknologi medis telah berkembang pesat, memberikan berbagai metode diagnostik dan perawatan yang lebih efektif untuk aritmia jantung.


Perbedaan CT Scan dengan Kateterisasi Jantung

19 jam lalu

Ilustrasi CT Scan/Bethsaida Hospital
Perbedaan CT Scan dengan Kateterisasi Jantung

Skrining dan diagnosis penyakit jantung koroner dapat dipastikan melalui dua cara, yaitu CT Scan Cardiac dan Kateterisasi Jantung. Apa beda keduanya?


Komplikasi Aritmia, dari Stroke hingga Gagal Jantung, dan Penanganannya

3 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Komplikasi Aritmia, dari Stroke hingga Gagal Jantung, dan Penanganannya

Aritmia atau gangguan irama jantung dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke dan gagal jantung. Berikut metode perawatannya.


Penyebab Gangguan Irama Jantung dan Macamnya

3 hari lalu

Ilustrasi gagal jantung. shutterstock.com
Penyebab Gangguan Irama Jantung dan Macamnya

Aritmia atau gangguan irama jantung adalah kondisi medis yang signifikan dengan potensi dampak serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup.


Beda CT Scan dan Kateterisasi untuk Ketahui Masalah Jantung

4 hari lalu

Ilustrasi serangan jantung (pixabay.com)
Beda CT Scan dan Kateterisasi untuk Ketahui Masalah Jantung

CT scan dan katerisasi jantung bisa dilakukan untuk mendeteksi masalah jantung lebih awal sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih cepat. Apa bedanya?


Deteksi Penyakit Jantung Bawaan pada Janin di Trimester Pertama Kehamilan

7 hari lalu

Pavel Teplov, seorang ahli bedah jantung anak dengan anggota tim medis melakukan operasi pada bayi yang baru berusia 20 hari dengan penyakit jantung bawaan di Federal Pusat Bedah Kardiovaskular di  Siberia Krasnoyarsk, Rusia, 28 September 2016. REUTERS/Ilya Naymushin
Deteksi Penyakit Jantung Bawaan pada Janin di Trimester Pertama Kehamilan

Cegah penyakit jantung bawaan, kurangi risiko terganggunya perkembangan jantung janin di trimester pertama kehamilan.


Seputar RS Kemenkes Surabaya yang Diresmikan Presiden Jokowi Hari Ini

7 hari lalu

Tangkap layar Presiden Joko Widodo meresmikan gedung Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan Surabaya di Provinsi Jawa Timur, melalui akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Jumat (6/9/2024). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Seputar RS Kemenkes Surabaya yang Diresmikan Presiden Jokowi Hari Ini

Jokowi mengharapkan RS Kemenkes di Surabaya, Jawa Timur, ini dapat menambah perbaikan layanan kesehatan publik.


Pernah Dikritik soal Izin Tambang, Menteri Bahlil Kenang Faisal Basri: Tokoh yang Mampu Ngerem Pejabat

8 hari lalu

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia seusai rapat dengan komisi VII DPR, Senin, 26 Agustus 2024. TEMPO/Ilona
Pernah Dikritik soal Izin Tambang, Menteri Bahlil Kenang Faisal Basri: Tokoh yang Mampu Ngerem Pejabat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melayat ke kediaman ekonom Faisal Basri di kawasan Gudang Peluru, Jakarta Selatan, pada Kamis, 5 September 2024.


Terkini: Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan, Chatib Basri, dan Goenawan Mohamad; Jokowi Terima Bos Vale Indonesia di Istana

8 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Terkini: Faisal Basri dalam Kenangan Anies Baswedan, Chatib Basri, dan Goenawan Mohamad; Jokowi Terima Bos Vale Indonesia di Istana

Kepergian Faisal Basri meninggalkan duka, bukan hanya bagi keluarga, tapi dari sejumlah tokoh di Indonesia.


Faisal Basri Meninggal di Usia 65, Keluarga Bilang Diduga karena Serangan Jantung

8 hari lalu

Adik Faisal Basri, Ramdan Malik, saat memberikan keterangan soal wafat saudara kandungnya pada Kamis, 5 September 2024. Tempo/Adil Al Hasan
Faisal Basri Meninggal di Usia 65, Keluarga Bilang Diduga karena Serangan Jantung

Ekonom senior Faisal Basri wafat di usia 65 tahun pada Kamis, 5 September 2024. Faisal mangkat pada pukul 03.50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan.