Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketahui Manfaat dan Risiko Akupunktur Pengobatan Tradisional Tiongkok

image-gnews
Akupunktur. Foto : Hermina
Akupunktur. Foto : Hermina
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Akupuntur adalah bentuk pengobatan tradisional Tiongkok yang telah digunakan selama berabad-abad. Menurut My Cleveland Clinic, pengobatan ini melibatkan penggunaan jarum tipis yang dimasukkan ke dalam titik-titik tertentu pada tubuh untuk merangsang aliran energi vital yang disebut "Qi."

Meskipun masih banyak kontroversi seputar cara kerjanya, pengobatan tradisional akupuntur asal Tiongkok ini semakin populer sebagai metode alternatif pengobatan.

Manfaat Akupuntur

Sebagai metode pengobatan tradisional, akupuntur memiliki banyak manfaat, seperti dilansir dari Healthline.

  • Alergi
  • Kecemasan dan depresi
  • Osteoartritis
  • Nyeri kronis, seringkali di leher, punggung, lutut, dan kepala
  • Hipertensi
  • Insomnia
  • Nyeri haid dan sindrom pramenstruasi
  • Migrain
  • Mual di pagi hari
  • Terkilir
  • Stroke

Beberapa penelitian bahkan mengindikasikan bahwa akupuntur dapat membantu dalam pengobatan kanker dan multiple sclerosis, meskipun penelitian untuk kondisi-kondisi ini terbatas dan memerlukan penelitian lebih besar untuk mengonfirmasi manfaatnya.

Manfaat akupuntur mencakup penghilangan nyeri kronis jangka panjang dan kondisi kesehatan lainnya. Banyak orang menggunakan akupuntur untuk meredakan nyeri di seluruh tubuh mereka, termasuk migrain, nyeri punggung, dan arthritis.

Studi juga telah menunjukkan bahwa akupuntur mungkin menjadi pilihan pengobatan yang berhasil untuk berbagai kondisi, termasuk masalah sistem kekebalan tubuh, infertilitas, dan dampak menopause.

Akupuntur  juga punya efek menenangkan, jadi mungkin Anda perlu beristirahat selama lima hingga 10 menit sebelum kembali melakukan aktivitas. Praktisi Anda mungkin menyarankan Anda untuk beristirahat selama satu atau dua hari setelah setiap sesi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Risiko Akupuntur

Di samping manfaatnya, akupuntur juga memiliki kekurangan dan risiko tersendiri yang mungkin terjadi, di antaranya ialah sebagai berikut.

  • Pendarahan, memar, dan rasa sakit bisa terjadi di tempat-tempat jarum dimasukkan. Beberapa efek samping akupuntur yang mungkin termasuk rasa sakit di tempat jarum menusuk kulit, pendarahan atau memar di tempat jarum menusuk kulit

  • Jarum yang tidak steril dapat menyebabkan infeksi. The Food and Drug Administration (FDA) mengatur jarum akupuntur untuk dibuat dengan memenuhi standar tertentu. Jarum harus steril, tidak beracun, dan hanya untuk satu kali pakai.

  • Rasa mengantuk, mual, serta merasa pusing atau pingsan bisa terjadi setelah atau selama sesi akupuntur

  • Dalam kasus langka, jarum bisa patah dan merusak organ dalam. Efek samping serius seperti paru-paru tertusuk atau infeksi sangat jarang terjadi

Seperti yang dijelaskan dalam Medical News Today, disarankan untuk menggunakan akupuntur bersamaan dengan perawatan medis dalam kasus kondisi kronis atau parah. Jika Anda memiliki gangguan pendarahan seperti hemofilia atau sedang mengonsumsi obat antikoagulan, bicarakan dengan dokter atau praktisi akupuntur Anda sebelum menjalani akupuntur.

Pilihan Editor: Akupunktur Pengobatan Tradisional Tiongkok Dikenal Sejak Era Dinasti Ming

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

5 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Cara UI Beri Edukasi Pencegahan Penyakit Tidak Menular pada Masyarakat

Hipertensi dan diabetes melitus menduduki peringkat lima besar penyakit tidak menular di Indonesia. Berikut cara UI memberi edukasi pada masyarakat.


Penanganan Pasien Hemofilia Dinilai Belum Optimal di Indonesia

9 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Penanganan Pasien Hemofilia Dinilai Belum Optimal di Indonesia

Hemofilia di Indonesia masih tergolong kurang terdiagnosis (underdiagnosed). Saat terdeteksi, ternyata pasien hemofilia sudah dalam kondisi berat.


Ini Beda Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala Gejala Stroke

15 hari lalu

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Ini Beda Sakit Kepala Biasa dan Sakit Kepala Gejala Stroke

Jarang dipahami, berikut ini beberapa ciri sakit kepala biasa dan sakit kepala stroke yang harus diwaspadai. Ini informasi lengkapnya.


Pakar Sebut Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Arteri Perifer pada Pemilik Kondisi Berikut

17 hari lalu

Ilustrasi Ring jantung. Vidio/Abott
Pakar Sebut Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Arteri Perifer pada Pemilik Kondisi Berikut

Pakar menjelaskan pemeriksaan pembuluh darah menggunakan ultrasonografi (USG) bisa membantu upaya untuk mendeteksi dini penyakit arteri perifer.


Kasus Stroke Terus Meningkat, Perlu Lebih Banyak Ahli Penanganan Aneurisma

25 hari lalu

Barrow Neurological Institute (BNI), bekerja sama dengan RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Kementrian Kesehatan, Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) dan Aesculap Academy Indonesia melaksanakan pelatihan microsurgery/RS PON
Kasus Stroke Terus Meningkat, Perlu Lebih Banyak Ahli Penanganan Aneurisma

Seluruh dokter di tingkat provinsi di Indonesia perlu mampu menangani pembedahan clipping pada kasus stroke aneurisma otak


26 Juni Hari Anti Narkotika Internasional, Tak Lepas dari Tokoh Tiongkok Lin Zexu Masa Dinasti Qing

30 hari lalu

Aksi teaterikal dari massa pusat rehabilitasi Madani Mental Health Care pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional 2014 di Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta, 26 Juni 2014. TEMPO/Aditia Noviansyah
26 Juni Hari Anti Narkotika Internasional, Tak Lepas dari Tokoh Tiongkok Lin Zexu Masa Dinasti Qing

Hari Anti Narkotika Internasional diperingati setiap 26 Juni. Berikut sejarah penetapannya tak lepas dari Lin Zexu, siapa dia?


Pakar Sebut Kaitan Kesehatan Mulut dengan Serangan Jantung dan Stroke

47 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut Kaitan Kesehatan Mulut dengan Serangan Jantung dan Stroke

Malas menjaga kesehatan mulut dan gigi bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, selanjutnya menambah risiko serangan jantung dan stroke.


Jahe pun Bisa Dibuat Teh, Simak Sederet Khasiatnya

52 hari lalu

Ilustrasi teh jahe. Freepik.com/Jcomp
Jahe pun Bisa Dibuat Teh, Simak Sederet Khasiatnya

Jahe dikonsumsi dalam berbagai cara, termasuk dalam bentuk teh dengan cara diiris tipis-tipis dan diseduh layaknya teh. Berikut manfaat teh jahe.


Waspada Stroke Akibat Gangguan Irama Jantung

52 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Waspada Stroke Akibat Gangguan Irama Jantung

Salah satu risiko pasien dengan gangguan irama jantung adalah stroke. Dampak stroke ini bahkan lebih parah dibanding hipertensi.


Era 1990-an Lagu dan Suara Pance Pondaag Merajai Blantika Musik, Siapa Dia?

54 hari lalu

Pance Pondaag. Wikipedia
Era 1990-an Lagu dan Suara Pance Pondaag Merajai Blantika Musik, Siapa Dia?

Mengenang musisi Pance Pondaag yang meninggal 14 tahun lalu. Lagu dan suaranya merajai blantika musik Indonesia era 1990-an.