TEMPO.CO, Jakarta - Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga dapat memengaruhi cara bernapas. Kondisi ini juga dapat menyebabkan pingsan atau bahkan kematian.
Asfiksia memiliki jenis-jenis yang beragam. Pertama, asfiksia mekanis. Asfiksia ini terjadi ketika suatu benda atau kekuatan fisik menghentikan seseorang untuk bernapas.
Kedua, asfiksia traumatis. Asfiksia ini terjadi ketika kekuatan eksternal yang kuat (trauma) pada rongga dada (ruang di tubuh yang dikelilingi tulang rusuk, otot, jaringan, dan kulit) menyebabkan sesak napas traumatis. Dilansir dari Cleveland Clinic, kondisi tersebut memaksa darah dari jantung kembali melalui pembuluh darah ke leher dan otak,
Ketiga, asfiksia perinatal (kelahiran). Asfiksia ini terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen tepat sebelum, selama, atau setelah kelahiran.
Keempat, asfiksia tekan (kompresi). Asfiksia ini terjadi ketika kekuatan eksternal yang kuat menekan dada atau perut. Keempat jenis asfiksia tersebut harus membutuhkan perawatan segera karena termasuk dalam keadaan darurat medis.
Cara Mendiagnosis Asfiksia
Jika bersama seseorang yang tiba-tiba tidak bisa bernapas, tanyakan apakah mereka tersedak. Lalu, jika mereka tidak dapat merespons, maka cari tanda dan gejala berikut:
- Mencengkeram tenggorokan (tanda universal untuk memberi tahu orang-orang bahwa tersedak)
- Batuk dangkal
- Mengi (siulan bernada tinggi ketika bernapas)
- Ketidakmampuan untuk berbicara
- Pingsan
Jika tidak bisa bernapas terjadi pada bayi, carilah perubahan pada perilaku mereka, termasuk kesulitan bernapas, tangisan lemah, atau batuk dangkal.
Penting pula diingat bahwa seseorang yang sedang tidak bisa bernapas jangan diberikan minum. Sebab, minuman dapat semakin menghalangi jalan napas.
Sementara itu, jika benda asing sebagian menghalangi jalan napas, penyedia layanan kesehatan akan melakukan tes menggunakan sinar-X atau bronkoskopi untuk menemukan dan menghilangkan penyumbatan.
Cara Penanganan Asfiksia
Tidak perlu khawatir, terdapat cara untuk menangani asfiksia yang sesuai dengan penyebabnya. Dilansir dari Healthline, berikut adalah cara penanganan asfiksia.
1. Resusitasi Kardiopulmoner (CPR)
CPR adalah prosedur yang melibatkan kompresi dada untuk meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen.
2. Manuver Heimlich
Manuver Heimlich adalah teknik pertolongan pertama yang menggunakan dorongan perut di bawah diafragma untuk menghilangkan benda asing dari saluran udara seseorang.
3. Terapi oksigen
Terapi oksigen mengantarkan oksigen ke paru-paru seseorang yang melibatkan ventilator, tabung pernapasan, masker, atau tabung hidung berisi oksigen.
4. Obat-Obatan
Obat-obatan dapat membantu seseorang meringankan efek dari reaksi alergi, serangan asma berat, atau overdosis obat yang menyebabkan asfiksia. Biasanya, jenis obat yang digunakan untuk menangani asfiksia seperti epinefrin (EpiPen).
Pilihan Editor: Kenali Bahaya Asfiksia, Kondisi Tubuh Kekurangan Oksigen