TEMPO.CO, Jakarta - Orang menangis saat bahagia dan sedih, menghapus air mata ketika melihat idola mengalami masa-masa sulit. Air mata memang unik buat manusia, bukan hanya anak-anak. Anak-anak binatang pun akan menangis bila terpisah dari induknya.
Menangis tak hanya terkait dengan sikap kekanakan. Menurut riset dari Universitas Pittsburgh di Amerika Serikat, menangis memfasilitasi koneksi sosial. Berikut yang perlu kita ketahui soal ekspresi emosional ini.
Kebanyakan orang enggan menangis karena stigma dan pandangan publik, misalnya memalukan melakukannya di depan umum, baik karena bahagia maupun sedih.
"Anda sungkan melakukannya karena berpikir, 'Saya gila, sesuatu yang buruk akan terjadi pada saya,' karena kita khawatir soal emosi," jelas Charlie Sandland, direktur artistik dan pelatih akting kawakan di Maggie Flanigan Studio di New York, dikutip dari USA Today.
Latihan khusus menangis
Di dunia akting, adegan menangis juga butuh latihan khusus. Fokus pada pernapasan, buat tubuh rileks, dan lenturkan mulut atau rahang. Bisa saja dengan mendengarkan cerita orang yang butuh empati. Jika bisa merasakan perasaan orang lain, emosi kita pun bisa ikut tersentuh.
"Semakin terbuka kita, semakin berempati kita pada orang yang sedang terluka. Apakah kita membayangkan sesuatu yang indah atau kondisi yang menjengkelkan, itu karena kita hanya manusia," tambahnya.
Tapi, pelepasan emosi dan menangis kadang tak berjalan beriringan. Menangis sering hanya bermanfaat ketika kita berada pada kondisi emosional yang bagus atau situasi yang terkontrol.
Pilihan Editor: Bahaya Menutup Mata Saat Melahirkan, Bisa Sebabkan Pecah Pembuluh Darah