Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Faktor Penentu Selera Humor, Receh sampai Cerdas

Reporter

image-gnews
Komedian Iwel Sastra menampilkan pentas Komedi Tunggal atau dikenal juga dengan istilah Stand Up Comedy, bertajuk One Stop Comedy: Bersatu Kita Lucu di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta (23/11). Dalam pentas ini Iwel menampilkan aksi lawak dengan boneka ventriloquis (suara perut) yang diberi nama Lewi. TEMPO/Charisma Adristy
Komedian Iwel Sastra menampilkan pentas Komedi Tunggal atau dikenal juga dengan istilah Stand Up Comedy, bertajuk One Stop Comedy: Bersatu Kita Lucu di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta (23/11). Dalam pentas ini Iwel menampilkan aksi lawak dengan boneka ventriloquis (suara perut) yang diberi nama Lewi. TEMPO/Charisma Adristy
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Potret warganet yang menyukai konten receh dan selera humor rendah berkolerasi dengan tingkat literasi, selera yang mengantarkan para pembuat konten receh (PKR) menjadi selebritas media sosial lalu menjadi tamu dan bintang di televisi yang turut merecehkan diri.

Menjadikan konten receh sekadar sebagai sebuah hiburan menurutnya tidak masalah. Tetapi kalau dosisnya kelewatan, berlebihan, dan tidak diaplikasikan secara tepat, ini berpotensi menjadi gangguan psikologis atau setidaknya mengganggu relasi interpersonal.

Mudahnya konten receh menjadi viral terkait selera humor warganet sebagai pembuat, penikmat, dan penyebarnya. Apalagi media televisi turut memberi panggung bagi para PKR dengan mengekspos konten yang mereka buat, maka racun receh itu makin menyebar liar. 

Bagaimana pun tingkat literasi masyarakat turut mempengaruhi tinggi rendahnya selera humor atau selera seni dalam konteks yang lebih kompleks. Secara lebih rinci, berikut sejumlah faktor yang berkontribusi membentuk selera humor:

Usia
Bayi memiliki selera humor yang sangat receh, digoda dengan candaan “ciluk baa…” saja sudah terkekeh-kekeh, bahkan ketika diulang-ulang masih terkekeh juga. Seiring bertambahnya usia “ciluk baa” tidak lagi lucu baginya dan selera humornya akan terus meningkat. Namun pada lansia, gaya guyonan akan kembali seperti anak-anak.

Pendidikan
Pendidikan yang baik mampu membangun kerangka pikir dan nalar sehingga ia akan selektif menerima informasi, termasuk humor, yang perlu ditanggapi atau diabaikan.

Kecerdasan
Orang cerdas selera humornya tinggi, ia lebih suka candaan yang cerdik. Reaksi yang ditampilkannya bukan tertawa terbahak-bahak melainkan tawa tergelitik. Peneliti dari Austria yang dimuat dalam jurnal Personality and Individual Differences menemukan orang-orang yang lucu, terutama mereka yang menyukai humor gelap atau lelucon yang agak sarkas dan pedas, biasanya memiliki IQ yang lebih tinggi daripada yang tak punya selera humor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian memaparkan otak mereka memproses informasi secara kognitif maupun emosional dengan lebih baik ketika menanggapi humor. Mereka yang punya selera humor tinggi juga lebih baik dalam kecerdasan verbal dan nonverbal.

Kepribadian
Setiap orang punya kepribadian berbeda dengan gaya bercanda yang berbeda pula, baik dalam melontarkan atau menerima lelucon. Orang yang mudah cemas cenderung memilih humor “aman” tanpa menyerang pihak tertentu sehingga tidak suka mendengar humor gelap. Sedangkan yang punya sifat tegas dan berani cenderung senang mendengar maupun melontarkan guyonan bersifat kritis dan agresif.

Perspektif
Ada orang yang dicela malah tertawa, ada pula yang diajak bercanda malah murka karena tersinggung. Itu terjadi karena pengaruh perspektif masing-masing orang. Orang berperspektif positif, diserang dengan olokan pun dia mampu memberi umpan balik yang menyenangkan. Sementara orang dengan perspektif gelap (negatif) akan merespons lelucon dengan sikap tak terduga.

Lingkungan pergaulan
Corak pergaulan akan mengasuh pola pikir dan materi candaan yang berkembang. Lelucon garing akan ditertawakan bila dilontarkan dalam pergaulan kalangan kelas atas. Sebaliknya, candaan cerdik akan sepi respons ketika dibawa ke tengah masyarakat rendah literasi. Kalau terbiasa dengan lelucon recehan, turunkan standar lingkungan agar kamu dipuja sebagai guyonan bermutu atau naikkan standar lingkungan dan belajarlah candaan yang cerdas.

Pilihan Editor: Sulit Berpikir Positif? Coba Nonton Humor, Cek 3 Cara Lainnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

5 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.


Cara Membuat Saluran Siaran di Instagram

6 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Membuat Saluran Siaran di Instagram

Saluran siaran di Instagram berfungsi sebagai platform pengiriman pesan langsung satu ke banyak pengguna.


Begini Cara Mengaktifkan Fitur Sleep Timer YouTube

35 hari lalu

Logo YouTube. (youtube.com)
Begini Cara Mengaktifkan Fitur Sleep Timer YouTube

YouTube menyediakan fitur Sleep Timer atau pengingat waktu tidur. Begini cara mengaktifkannya.


Fitur Baru TikTok Obrolan Grup Menampung 32 Pengguna

36 hari lalu

Logo TikTok (tiktok.com)
Fitur Baru TikTok Obrolan Grup Menampung 32 Pengguna

TikTok memperluas fungsinya dengan memperkenalkan fitur baru yang memungkinkan pengguna membuat obrolan grup


Mantan Pegawai Media Sosial X Sebut Elon Musk Harusnya Ditangkap dan Ditahan

36 hari lalu

Twitter dan Elon Musk. REUTERS/Dado Ruvic
Mantan Pegawai Media Sosial X Sebut Elon Musk Harusnya Ditangkap dan Ditahan

Elon Musk diminta diancam dengan penangkapan dan penahanan jika dia menolak melakukan sensor pada konten sayap kanan di media sosial X


Kronologi Ibu Banting Anak Balita hingga Tewas di Jagakarsa Jakarta Selatan, Ada Riwayat Gangguan Psikologis

42 hari lalu

Ilustrasi Mayat Bayi / Bayi Meninggal Duni. theage.com.au
Kronologi Ibu Banting Anak Balita hingga Tewas di Jagakarsa Jakarta Selatan, Ada Riwayat Gangguan Psikologis

Menurut nenek korban, pelaku kasus ibu banting anak itu punya riwayat gangguan psikologis.


Ibu Banting Anak di Jagakarsa Jaksel hingga Tewas Ditengarai Punya Gangguan Psikologis

43 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan anak. youtube.com
Ibu Banting Anak di Jagakarsa Jaksel hingga Tewas Ditengarai Punya Gangguan Psikologis

Kepolisian mendalami kasus ibu berinisial TY (35 tahun) yang membanting anak kandung perempuan berinisial AK (1 tahun) hingga tewas.


5 Game Simulasi, The Sims 4 hingga Two Point Hospital

48 hari lalu

The Sims 4. Foto : Gaming bolt
5 Game Simulasi, The Sims 4 hingga Two Point Hospital

Game bertema simulasi memungkinkan pemain untuk menjalani kehidupan virtual, mengelola kota, dan merancang taman hiburan


Ketahui Arti, Kegunaan, hingga Cara Mengukur Tes IQ

55 hari lalu

Ilustrasi Tes IQ. shutterstock.com
Ketahui Arti, Kegunaan, hingga Cara Mengukur Tes IQ

Tes IQ dimaksudkan untuk mengukur seberapa baik seseorang dapat menggunakan informas dan logika untuk menjawab pertanyaan atau membuat prediksi.


Daftar 10 Negara dengan IQ Terendah dan Tertinggi di Dunia

56 hari lalu

Ilustrasi Tes IQ. shutterstock.com
Daftar 10 Negara dengan IQ Terendah dan Tertinggi di Dunia

IQ biasanya dijadikan indikator kecerdasan seseorang. Lalu, mana saja negara dengan IQ terendah di dunia? Berikut informasi lengkapnya.